MAKALAH
PUBLIC RELATIONS
PERKEMBANGAN PR SEBAGAI KOMUNIKASI DAN PROFESI
Dosen pengampu:
MACHFUD SYAEFUDIN,M.S.I
Prodi : Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI)
Jurusan : Ushuluddin dan Dakwah
Disusun oleh:
Miftachudin (2042114023)
Khairul Adhim (2042114025)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
STAIN PEKALONGAN
TAHUN 2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Public Relations (PR) bukanlah kegiatan yang sembarangan, justru kegiatan ini membutuhkan perencanaan yang berkelanjutan untuk menguntungkan pertumbuhan perusahaan. Hal ini didasari oleh keyakinan bahwa kehidupan perusahaan akan bergantung pada opini publik. Oleh karena itu, kegiatan PR harus dilakukan untuk membentuk respon positif dari opini publik tersebut.
PR adalah seni dan ilmu dalam menganalisis suatu isu, memprediksi konsekuensi, mengorganisasi permasalahan, dan mengimplementasikan program rencana untuk melayani organisasi dan publik.
Hubungan PR merupakan hubungan dua arah. Di satu sisi, fungsinya adalah untuk menafsirkan sebuah organisasi untuk masyarakat. Sementara di sisi lainnya, kegiatan PR mampu melahirkan informasi mengenai apa yang diharapkan oleh publik.
Untuk melaksanakan kegiatan PR dengan baik, maka diperlukan proses. Mengingat, kegiatan PR tidak hanya mementingkan hasil akhir, namun juga cara yang ditempuh untuk memperoleh hasil akhir tersebut.
B. Pokok Bahasan
a. PR dan (proses) komunikasi
b. Fungsi dan tujuan komunikasi
c. Efektivitas komunikasi dalam PR
d. PR vs Periklanan
e. PR vs Publisitas
f. PR vs Pemasaran
g. PR vs Propaganda
BAB II
PEMBAHASAN
A. PR dan Proses Komunikasi
Ada 4 Tahapan Dalam Proses Public Relations (Humas) Dalam memahami dan menyelesaikan permasalahan yang ada dalam lingkungan, seorang praktisi PR harus memiliki tahap-tahap dalam melakukan kegiatannya. Menurut Cutlip dan Center, ada empat proses public relations. Proses tersebut bersifat dinamis, sehingga setiap unsur yang ada pun berkesinambungan. Keempat proses tersebut adalah:
1. Research (penelitian)
Seorang praktisi PR harus mengenal gejala dan penyebab permasalahan. Oleh sebab itu, praktisi PR perlu melibatkan dirinya dalam penelitian dalam pe-ngumpulan fakta. Ia perlu memantau dan membaca tentang pengertian, opini, sikap, dan perilaku orang-orang yang berkepentingan dan terpengaruhi oleh tindakan perusahaan. “What’s happening now?” merupakan kata-kata yang menjelaskan tahap ini. Seorang praktisi PR harus jeli dalam melihat data dan fakta yang erat sangkut pautnya dengan pekerjaan yang akan digarap. Segala keterangan harus diperoleh selengkap mungkin. Dalam tahap mendefinisikan penilitian, seorang praktisi PR harus meng-olah data faktual yang telah ada, mengadakan perbandingan, melakukan pertimbangan, dan menghasilkan penilaian, sehingga dapat diperoleh kesimpulan dan ketelitian dari data faktual yang telah didapat. Proses PR tidak sesederhana pengumpulan data dan fakta, namun juga harus mengedepankan pengolahan, penelitian, pengklasifikasian, dan penyusun-an data sedemikian rupa sehingga memudahkan pemecahan masalah nantinya. Penelitian dalam pencarian data ini dapat dilakukan dengan cara-cara: survei dan poling, wawancara, focus group discussion, wawancara mendalam, dan walking around research.
2. Planning (perencanaan)
Setelah tahap penelitian dan pencarian data, praktisi PR melanjutkan ke tahap perencanaan. Dalam tahap ini, praktisi PR melakukan penyusunan masalah. Ia melakukan pemikiran untuk mengatasi masalah dan menentukan orang-orang yang akan menggarap masalah nantinya. Perencanaan ini tidak boleh diabaikan, namun harus dipikirkan secara matang karena turut menentukan suksesnya pekerjaan PR secara keseluruhan. Perencanaan disusun atas data dan fakta yang telah diperoleh, bukan berdasarkan keinginan PR. Berdasarkan pada rumusan masalah, dibuat strategi perencanaan dan pengambilan keputusan untuk membuat program kerja berdasarkan kebijakan lembaga yang juga disesuaikan dengan kepentingan publik. Kata kunci dari tahap ini adalah, “What should we do and why?”
3. Action and Communication (aksi dan komunikasi)
Komunikasi sering kali dilakukan berdasarkan asumsi pribadi oleh seorang praktisi PR. Akibatnya, tindakan tersebut terkadang membawa hasil yang buruk dan tidak disarankan karena akan berisiko pada citra perusahaan. Tahap ini dilewati untuk mendapatkan jawaban pertanyaan, “How do we do it and say it”. Tujuan dan objektivitas yang spesifik harus dikaitkan untuk mencapai aksi dan komunikasi yang akan dilakukan oleh praktisi PR. Ia harus mampu mengkomunikasikan pelak pelaksanaan program sehingga dapat mempengaruhi sikap publiknya yang kemudian mendorong mereka untuk mendukung pelaksanaan program tersebut. Selain itu, ia juga harus melakukan aksi dan melakukan kegiatan PR sebaik-baiknya. Kegiatan aksi ini merupakan kegiatan komunikasi, selayaknya komunikasi kelompok, komunikasi massa, dan komunikasi organisasional.
4. Evaluation (evaluasi)
Cara untuk mengetahui apakah prosesnya sudah selesai atau belum adalah dengan mengadakan evaluasi atas langkah-langkah yang telah diambil. Tujuan utama dari evaluasi adalah untuk mengukur keefektifitasan proses secara keseluruhan. Pada tahap ini, ia pun dituntut untuk teliti dan seksama demi keakuratan data dan fakta yang telah ada. Akan tetapi, perlu diingat bahwa nama tengah seorang praktisi PR adalah ‘krisis’. Oleh karena itu, setelah selesai satu permasalahan, tidak menutup kemungkinan untuk mendapatkan masalah baru lagi. Dengan demikian, tahap ini juga sebagai acuan perencanaan di masa mendatang. Singkat kata, “How did we do?” menjadi acuan dalam tahap ini.
B. Fungsi dan Tujuan Komunikasi
Fungsi komunikasi menurut Harol D. Laseswell adalah sebagai berikut :
The surveillance of the environment, fungsi komunikasi adalah untuk mengumpullkan dan menyebarkan informasi mengenai kejadian dalam suatu lingkungan.
Fungsi komunikasi menurut Onong Uchiana Effendi dalam buku Dimensi-dimensi komunikasi mempunyai pendapat sebagai berikut :
a. Memberikan informasi (public information)
b. Mendidik masyarakat (public education)
c. mempengeruhi masyarakat (public persuation)
d. menghibur masyarakat (public entertaiment)
Tujuan Komunikasi
Upaya komunikasi yang dilakukan tentunya mempunyai tujuan tertentu, tujuan yang dimaksud disini menunjuk pada hasil atau akibat pelaku komunikasi.
Tujuan komunikasi dapat dilihat dari dua perspektif kepeningan, yaitu :
- kepentingan sumber/pengirim/komunikator
- kepentingan penerma / komunikan
dengan demikian dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. memberikan informasi
kita sebagai komunikator memberikan informasi dan berperan akti fdalam menjelaskan kepada komunikan / penerima dengan sebaik-baiknya dan sehingga mereka dapat mengerti apa yang kita maksudkan
2. mendidik
menggerakan orng lain untk melakukan sesuatu, menggerakkan sesuatu itu dapat bermacam-macam, mungkin berupa kegiatan, kegiatan yang dimaksud disini adalah kegiatan yang lebih banyak mendorong, namun yang harus diingat adalah bagaimana cara yang baik untuk melakukannya.
3. menyenangkan/menghibur
peran komunkator adalah memahami orang lain, kita sebagai komunikator harus mengerti benar aspirasi masyarakat tentang apa yang di inginkan, jangan mereka menginginkan kemauannya.
C. Efektivitas Public Relations
Beberapa pekerjaan kini dapat dipermudah oleh kehadiran teknologi komunikasi. Demikian juga dengan perusahaan, instansi pemerintahan, individu, maupun kelompok, mereka menggunakan inovasi dari teknologi komunikasi untuk membentuk citra, menyelesaikan masalah, mengatur kegiatan, menjalin hubungan dengan orang atau relasi lainnya, mempromosikan atau mengumumkan sebuah berita, dan lain sebagainya. Hal tersebut merupakan beberapa kegiatan yang lazim dilakukan oleh seorang Public Relation atau biasa disingkat dengan PR.
Pada era globalisasi sekarang ini PR semakin mengikuti perkembangan zaman, internet menjadi sarana pilihan efektif bagi praktisi PR untuk melakukan kegiatannya. Kegiatan PR menemukan kembali standar dan metodologi untuk melindungi, mengelola, dan memelihara aset paling berharga, yaitu citra atau image yang akan meningkatkan kepercayaan dan reputasi.
Internet merupakan salah satu inovasi teknologi komunikasi yang tidak bisa disepelekan begitu saja. Bahkan, internet membuat banyak orang bergantung kepadanya. Kehadiran internet membuat seolah dunia tanpa batas. Hal tersebut memberikan kemudahan bagi setiap orang untuk dapat berkomunikasi dan memperoleh informasi tanpa adanya batasan ruang dan waktu. Kemudahan yang berdampak pada setiap lini kehidupan manusia, salah satunya adalah kegiatan public relations (PR).
Perkembangan profesi PR sangat berpengaruh kepada perkembangan medianya pula. Dimulai dari public relations kuno hingga munculnya PR modern. Maka, media yang digunakan oleh PR pun terbagi ke dalam tiga bentuk, yaitu media sangat tradisional, media tradisional, dan media kontemporer. Contoh dari media sangat tradisional adalah kentongan, bedug, calung, wayang, angklung, api unggun, kendang, dan seni atau budaya tradisional lainnya. Sedangkan yang dimaksud dengan media tradisional adalah media konvensional yang sering digunakan pada saat ini, seperti surat kabar, majalah, radio, dan televisi. Selanjutnya adalah media kontemporer yang merupakan media masa kini atau terbaru. Media kontemporer ini identik dengan sebutan web 2.0 yang dibagi menjadi tiga, yaitu media massa online seperti newspaper online atau digital radio, media non massa online seperti chating atau teleconfrence, dan sosial media online seperti facebook atau twitter.
Saat ini, media kontemporer lah yang sedang digandrungi oleh berbagai kalangan, termasuk kalangan profesi PR. Maka, Anda akan mendengar istilah cyber PR. Cyber PR adalah PR yang dilakukan dengan sarana Media elektronik internet dalam membangun merek (brand) dan memelihara kepercayaan (trust), pemahaman, citra perusahaan/organisasi kepada publik/khalayak dan dapat dilakukan secara one to one communication bersifat interaktif.
Kini, hampir seluruh aktivitas PR dapat dilakukan menggunakan teknologi internet dari mulai melakukan kegiatan publikasi, melakukan hubungan dengan pengguna informasi dan yang lebih hebatnya lagi bahwa management kehumasanpun dapat dilakukan di internet. Dengan demikian, kegiatan kehumasan bisa lebih fleksibel dari yang dilakukan di dunia nyata, di mana program kehumasan konvensional menegelurkan budget hampir ratusan juta, jika program tersebut dilakukan di dunia internet akan jauh lebih murah.
Perkembangan teknologi komunikasi, menyadarkan kita akan sebuah dunia baru dengan interaksi tanpa batas. Perkembangan internet ini pun, mengubah pola interaksi masyarakat berupa interaksi bisnis, ekonomi, sosial, juga budaya. Hadirnya Internet telah menunjang efektifitas dan efisiensi operasional perusahaan, terutama peranannya sebagai sarana komunikasi, publikasi, serta sarana untuk mendapatkan berbagai informasi yang dibutuhkan oleh sebuah badan usaha dan bentuk badan usaha atau lembaga lainya. Sebagai seorang public relations, sudah sepatutnya siap dalam menghadapi tantangan global ini. Manfaat teknologi komunikasi bisa baik ataupun buruk tergantung kepada pemakainya, mampukah ia menjadikannya.
D. Public Relations vs Iklan
Public Relation (PR) dengan advertising (periklanan) memang kerap berjalan beriringan. Tak jarang banyak yang mengatakan bahwa dua pekerjaan ini sama. Meski sebenarnya profesi ini berbeda. Jika PR diharuskan untuk sering berinteraksi dengan wartawan guna membangun citra pada merek, advertising harus memikirkan cara untuk berpromosi. Lantas apa saja faktor yang membedakan dua divisi pekerjaan ini.
Promosi
Tak berbeda jauh dengan advertising, PR juga membantu perusahaan dalam meningkatkan jumlah penjualan (promosi). Bedanya, PR lebih fokus dalam membangun citra positif suatu perusahaan. Baik khalayak yang awalnya masih berpikir netral, hingga mereka yang sudah berpikir negatif, PR harus dapat ‘mencuci otak’ mereka hingga berubah menjadi positif.
Sementara advertising hanya fokus pada promosi penjualan produk. Namun begitu, kedua divisi ini saling bahu membahu dalam meningkatkan penjualan. Biasanya, PR bergerak lebih dahulu atau paling lambat berbarengan dengan launching iklan suatu produk demi mendongkrak pemasaran.
Efek
Tak dapat dipungkiri bahwa efek yang ditimbulkan dari fungsi PR lebih berpengaruh ketimbang iklan yang dibuat oleh pekerja advertising. Alasannya karena, khalayak kini sudah tidak terlalu percaya dengan apa yang dibicarakan iklan. Mereka beranggapan bahwa iklan memang sengaja dibuat semenarik mungkin untuk memikat calon konsumen.
Berbeda dengan PR yang memiliki cara kerja lebih halus, mereka membuat berbagai berita positif untuk ditulis, baik oleh media online, cetak, atau dipublish oleh media elektronik. Khalayak pun seolah tersihir. Awalnya hanya ingin membaca berita yang bersifat informatif, tapi kemudian menjadi terpengaruh oleh kendali sang PR dalam membangun image tertentu.
Biaya
Dari segi biaya, kerja public relations umumnya lebih murah ketimbang advertising. Ini sudah jelas, karena PR biasanya hanya menyiapkan press release, berbeda dengan tim iklan yang membutuhkan biaya lebih mahal.
Dengan biaya yang lebih murah, PR juga tentunya tidak bisa menyetir pemberitaan menurut apa yang ia inginkan. Semuanya tetap ditulis oleh jurnalis media masing-masing. Sementara advertising, lebih leluasa untuk membuat iklan seperti apa yang diinginkan.
E. Public Relations vs Publisitas
Publisitas adalah penempatan berupa, tulisan, foto, atau tayangan visual yang sarat nilai berita baik karena luar biasa, penting, atau mengandung unsur-unsur emosional, kemanusiaan, dan humor) secara gratis dan bertujuan untuk memusatkan perhatian terhadap suatu tempat, orang, orang, atau suatu institusi yang biasanya dilakukan melalui penerbitan umum.
Lawrence & Dennis L. Wilcox (pakar dari San Jose State University) juga menyatakan publisitas sebagai informasi yang tidak perlu membayar ruang-ruang, namun disaat yang sama tidak dapat dikontrol oleh individu/ perusahaan yang memberikan, sebagai akibatnya informasi dapat mengakibatkan terbentuknya dan mempengaruhi orang banyak dan dapat berakibat aksi - dimana aksi ini dapat menguntungkan atau merugikan saat informasi dipublikasikan.
Bentuk-bentuk publikasi
Berita rutin: pengumuman, pertemuan, konferensi, pameran seni, pelatihan singkat, pernyataan perusahaan mengenai akusisi, peruahan, atau pembagian personel.
Artikel panjang/ liputan mendalam (features): aktivitas sosial perusahaan, upaya perusahaan yang menunjukkan kepedulian terhadap permasalahan sosial. Artikel/ liputan ini biasanya berkaitan dengan wacana yang akan digulirkan oleh organisasi untuk memperoleh tanggapan dan mendorong mengeuarkan tertentu.
Contoh Kegiatan Mengenai Publisitas
Program Asuransi Kesehatan di Indonesia
Di Indonesia dan pada umumnya tidak mengganti biaya-biaya pemeliharaan pesehatan seperti check up kesehatan atau pembelian vitamin. Yang biasanya diganti adalah biaya-biaya Perawatan dan Pengobatan.
Mengapa Pr harus mengupas Publisitas
Publisitas merupakan bagian terpenting dalam PR, hal ini Karena Publisitas bertujuan untuk menciptakan minat pada orang, produk, ide, organisasi, atau pendirian usaha secara umum melalui generasi dan penempatan cerita yang menguntungkan di media berita seperti koran, majalah, radio dan TV.
Tidak seperti iklan yang bergantung pada daya beli untuk mendapatkan pesan di seberang, publisitas hanya mengandalkan kualitas konten untuk membujuk orang lain untuk mendapatkan pesan keluar. publisitas yang baik membantu jurnalis menemukan dan melaporkan berita yang sah yang penting untuk audiens mereka. Siapapun bisa membeli ruang iklan tetapi tidak sembarang orang bisa mendapatkan rasa hormat dari media untuk membangun kampanye PR yang efektif.
F. Public Relations dan Pemasaran
Bagi sebagian besar masyarakat telah mengenal posisi Hubungan Masyarakat (Public Relations). Keberadaan Public Relations (PR) biasanya sering dijumpai di perusahaan atau organisasi. Keberadaan seorang PR di sebuah perusahaan atau organisasi sangat penting karena menyangkut pencitraan yang baik sebuah perusahaan atau organisasi. Sebelum melihat tugas dan fungsi PR lebih jauh, ada baiknya kita mengetahui defenisi dari PR itu sendiri. Beberapa referensi yang penulis baca mendefinisikan PR secara berbeda-beda, namun semua definisi itu bertitik tolak pada suatu sub-defenisi mengenai PR.
Yang dimaksud dengan Pemasaran dan apa yang membedakan antara PR dengan Pemasaran. Pemasaran merupakan salah satu fungsi bisnis yang mengidentifikasikan kebutuhan dan keinginan yang belum terpenuhi, menetukan pasar sasaran promosi produk yang paling baik untuk dilayani, serta menentukan produk atau jasa serta program-program yang sesuai guna melayani pasar. Secara sederhana, Pemasaran adalah suatu proses sosial dan sistem pengaturan di mana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan dan bertukar sesuatu yang menguntungkan satu sama lain. Tujuan dari sebuah pemasaran adalah untuk mengenal dan memahami pelanggan sedemikian rupa (apa yang diinginkan konsumen dan bagaimana cara pemenuhan kebutuhan tersebut) serta mempengaruhi masyarakat sehingga produk atau jasa yang diproduksi sebuah perusahaan dapat terjual dan menguntungkan pihak perusahaan juga masyarakat. Konkritnya, pemasaran berupaya mempengaruhi masyarakat untuk membeli suatu produk. Dalam pemasaran terjadi proses pemasaran yang terdiri dari analisa peluang pasar, meneliti dan memilih pasar sasaran, merancang strategi pemasaran, merancang program pemasaran, mengorganisir, melaksanakan serta mengawasi usaha pemasaran.
Keterkaitan Public Relations dan Pemasaran
Seperti telah disinggung sebelumnya, Pemasaran merupakan kegiatan dalam pengembangan produk yang tepat dengan harga yang tepat, menempatkan (distribusi) produk di tempat yang tepat, serta melakukan promosi. Semua kegiatan ini dimaksudkan agar masyarakat yang menjadi sasaran dalam proses pemasaran (konsumen) dapat membeli produk yang dihasilkan dengan biaya terjangkau, dapat dengan mudah memperoleh produknya, serta mengetahui bahwa sebuah produk telah dikeluarkan oleh sebuah perusahaan atau organisasi. Dalam sebuah situs blog dikatakan bahwa pemasaran hampir sama dengan iklan, terkait dalam hal promosi yang dilakukan oleh perusahaan untuk menwarkan produk yang dihasilkannya.
Dalam sebuah perusahaan PR berfungsi membangun persepsi atau anggapan dari masyarakat. Masyarakat akan membeli suatu produk jika produk itu dihasilkan oleh sebuah perusahaan yang memiliki citra baik dan sudah dipercaya sejak lama oleh masyarakat. Inilah yang menjadi tugas PR dalam membentuk opini publik guna pencitraan yang baik oleh perusahaan sehingga menimbulkan minat dan kepercayaan dari masyarakat. Untuk pencitraan ini PR akan melakukan sebuah proses marketing. Dalam perspektif ini, PR menjalankan fungsi publikasi, membantu dan memperluas cakupan konsumen yang telah direncanakan sesuai dengan anggaran yang dikeluarkan. Strategi ini dapat dilakukan dengan menggunakan iklan dan berbagai teknik komunikasi marketing lainnya, semuanya itu masuk ke dalam satu bingkai pemasaran.
Perbedaan PR Dengan Pemasaran
Sangat sulit menarik benang merah perbedaan antara PR dan Pemasaran, bahkan terkesan tidak jelas. Kedua bidang ini saling mempengaruhi dan sangat penting dimiliki oleh sebuah perusahaan atau organisasi. PR dan Pemasaran menentukan sukses atau tidaknya sebuah perusahaan. Sebagian Manager tidak begitu memahami hakekat fungsi dan tujuan keberadaan PR dalam sebuah perusahaan. Fungsi PR dipandang hanya merupakan sub-bagian dari fungsi marketing dan hanya menjalankan fungsi publikasi. Pun demikian, jika kita kaji lebih dalam lagi, PR bukan hanya sub-bagian dari fungsi marketing, namun juga menjalankan fungsi dalam pengelolaan hubungan, baik internal maupun eksternal sebuah perusahaan demi hasil yang dicapai secara maksimal.
Dengan pemahaman yang demikian, sangat sulit jika kita membedakaan antara PR dan Pemasaran. Namun, yang menjadi dasar perbedaan dari keduanya adalah pemasaran dimaksudkan untuk suatu strategi yang dijalankan oleh sebuah perusahaan dalam hal promosi produknya kepada masyarakat. Sedangkan PR adalah penunjang keefektifan jalannya sebuah strategi marketing tersebut.
Contoh:
Produk Kentucky Fried Chiken atau yang lebih dikenal dengan akronim KFC telah dikenal secara luas oleh masyarakat. Tidak ada masyarakat yang tidak mengetahui KFC meskipun mereka belum pernah menikmati ayam gorengnya yang renyah dan gurih. KFC bukanlah produk asli Indonesia, melainkan produk makanan cepat saji yang berasal dari salah satu negara bagian di Amerika, Kentucky. Kita percaya bahwa produk KFC itu enak walaupun baru mengenalnya. Hal ini terjadi karena sistem manajemen perusahaan KFC yang baik. Mereka menggunakan jasa PR dengan sangat maksimal dalam hal pencitraan kepada masyarakat. Selanjutnya, PR melakukan fungsi publikasi yang menjadi sub-bagian dari fungsi marketing guna mempromosikan produk kepada masyarakat. PR memasang iklan di berbagai media massa; cetak maupun elektronik, yang kesemuanya itu dapat diakses/dilihat oleh masyarakat. Iklan atau promosi yang dilakukan oleh manajemen KFC berupaya mempengaruhi masyarakat untuk mencoba dan membeli produk KFC. “Jagonya Ayam” merupakan slogan KFC yang mampu mempengaruhi publik. Hasil yang diperoleh KFC dapat kita lihat pada kenyataannya saat ini. Produk KFC dikonsumsi dan dipercaya oleh masyarakat sebagai produk ayam goreng yang gurih, renyah, dan enak melebihi ayam goreng yang dimasak di rumah sendiri, meskipun belum ada jaminan bahwa produk KFC tersebut halal.
Dari contoh singkat di atas, dapat dilihat bahwa PR dan Pemasaran saling mempengaruhi satu sama lainnya. Kedua posisi ini tidak dapat dipisahkan mengingat hasil yang ingin dicapai sebuah perusahaan karena Public Relations mampu melakukan fungsi marketing (pemasaran) yang lebih efektif.
G. Propaganda dan PR
Propaganda adalah usaha yang disengaja untuk membujuk orang untuk berpikir dan kemudian bertindak dengan cara yang diinginkan oleh sumber; PR, cabang dari propaganda, adalah proses terkait dimaksudkan untuk meningkatkan hubungan antara organisasi dan masyarakat. Kedua, pada gilirannya, yang terkait dengan iklan. Bill Backer, di The Perawatan dan Feeding Ide (1993), menunjukkan bahwa iklan dan propaganda setengah saudara. Sebuah iklan menghubungkan sesuatu dengan keinginan manusia; propaganda bentuk yang tak terbatas menjadi gambar beton.
Propaganda selalu menjadi strategm dari pemerintah dan militer. Ini selalu menjadi bagian dari perekrutan militer, meskipun dalam era sebelumnya dibatasi untuk seragam warna-warni atau parade militer. Propaganda selalu menjadi kebutuhan bagi setiap pemerintah aktif mencari untuk memobilisasi warganya. Revolusi Amerika, misalnya, akan terbayangkan tanpa membuat kasus untuk revolusi umumnya dikenal. Thomas Paine pamflet Common Sense (1776) terjual 500.000 kopi mungkin di negara dengan 3 juta jiwa. Hampir empat skor dan tujuh tahun kemudian, "Lincoln membebaskan budak." Ini tidak meremehkan Proklamasi Emansipasi mengingatnya sebagian sebagai propaganda politik, awalnya dibatasi oleh Abraham Lincoln semata-mata untuk bagian-bagian dari Selatan sudah di bawah kendali Uni. Proklamasi adalah lebih dari pernyataan kebijakan pemerintah terhadap budak; diundangkan dibantu perekrutan tentara hitam dan membantu mencegah pengakuan Inggris Konfederasi, dan dengan demikian, itu menjabat tujuan militer.
Tidak mengherankan, propaganda datang usia dalam Perang Dunia I, karena semua pejuang utama dibuat lembaga untuk mengatur dan menyensor arus informasi, bantuan dalam perekrutan, dan menjual validitas moral upaya perang untuk orang-orang di depan rumah dan medan perang. Merekrut perangkat yang paling efektif untuk militer Amerika dalam Perang Dunia I itu bisa dibilang James Montgomery Flagg ini merekrut poster, "Paman Sam Ingin Kamu." Propaganda perang Amerika dibentuk melalui upaya Komite Presiden Woodrow Wilson Informasi Publik, dipimpin oleh jurnalis George Creel . Biro Speaker ini (kebutuhan pra-radio) dari 75.000 "Men Four-Menit" mengunjungi sekolah-sekolah, gereja, dan tempat umum lainnya, menggabungkan up-to-the-menit berita dari medan perang dengan banding patriotik singkat untuk mendukung upaya perang.
Perang melihat munculnya konotasi merendahkan yang dikelilingi konsep propaganda hingga saat ini. Alih-alih mewujudkan hubungan dekat antara moral, pendidikan, dan propaganda, Amerika dianggap propaganda sinonim untuk pemerintah terletak, dan interpretasi yang tetap untuk hari ini.
H. Hubungan Masyarakat atau Hubungan Manusiawi?
Hubungan manusiawi adalah terjemahan dari human relation. Orang-orang juga ada yang menterjemahkan menjadi ” hubungan manusia ” atau juga diterjemahkan ” hubungan antarmanusia yang sebenarnya tidak terlalu salah karena yang berhubungan satu sama lain adalah manusia.
Peran komunikasi timbal balik dalam perusahaan masa kini adalah hal yang mutlak. Biasanya peran tersebut diserahkan kepada pihak Public relations. Itu artinya hal terpenting bagi PR/humas adalah kemampuannya mengemban fungsi dan tugasnya dalam melaksanakan hubungan komunikasi kedalam dan keluar.
I. PR Komersial dan PR Non-komersial
Public relations (PR) menyangkut kepentingan setiap organisasi, baik itu organisasi yang bersifat komersial maupun non-komersial. Kehadirannya tidak bisa dicegah, terlepas dari kita menyukainya atau tidak. Sebenarnya, PR terdiri dari semua bentuk komunikasi yang terselenggara antara organisasi yang bersangkutan dengan siapa saja yang menjalin kontak dengannya. Setiap orang pada dasarnya juga selalu mengalami PR, kecuali jika ia terisolasi dan tidak menjalin kontak dengan manusia lainnya.
Contoh :
PR non komersial adalah organisasi yang bertujuan untuk menarik perhatian publik yang tidak berdasarkan faktor komersial.Contohnya adalah lembaga keagamaan,lembaga pemerintah,Lembaga masyarakat dan sosial,lembaga pendidikan,lembaga politik,rumah sakit,lembaga bantuan hukum.
PR Komersial atau adalah bertujuan terhadap keuntungan,orientasinya adalah laba.Contoh organisasinya adalah organisasi bisnis dan industri.Baik profit maupun nonprofit peran PR sama2 menumbuhkan keyakinan dan kepercayaan publik terhadap organisasi.Dalam hal ini citra dan reputasi lah yang dituju.
J. PR sebgai aktivitas sosial
Banyak yang sudah mengetahui Public Relations kini tidak hanya menjadi sebuah profesi. Public Relations kini dikembangkan menjadi sebuah kajian ilmu. Hal tersebut dimaksudkan untuk memperkuat pengetahuan dalam penerepan Public Relations sebagai profesi. Salah satu pembahasan Public Relations sebagai kajian ilmu adalah membahas tentang perkembangan Public Relations. Perkembangan Public Relation itu sendiri membahas tentang perkembangan Public Relations sebagai aktivitas sosial, perkembangan Public Relations sebagai profesi, dan perkembangan Public Relations sebagai kajian ilmu.
Perkembangan PR sebagai Aktivitas SosialPR di Inggris diawali oleh Departemen Keuangan Kerajaan Inggris yang memilih seorang juru bicara resmi pada tahun 1809. Di tahun 1854 Dinas Pos Kerajaan Inggris memutuskan untuk membuat sebuah badan yang bisa menjelaskan pelayanan yang diberikan oleh kerajaan kepada lapisan masyarakat. Berbagai trik mengenai PR mulai di perjelas dan lebih diperinci sehingga lebih terarah oleh pemerintah Inggris sekitar tahun 1912.Metode-metode PR banyak digunakan setelah perang dunia pertama oleh pemerintah dari berbagai Negara untuk menjelaskan program kesehatan dan program perumahan nasional kepada masyarakatnya. Perjuangan PR yang paling besar terjadi dari tahun 1926 sampai dengan 1933. Disini mulai muncul Institute of Public Relations (IPR) yang dipresideni oleh Sir Stephen Tallents pada tahun 1948 di Inggris. Sedangkan di Amerika muncul Public Relations Society of America. Pada saat perang dunia ke dua PR mulai menurun karena banyak perdangan yang mulai terganggu oleh keadaan perang.
K. PR sebagai Praktis dan Profesi
Perkembangan PR sebagai Profesi, Public relations lahir di Amerika pada abad 20, karena Amerika merupakan Negara yang pertama kalinya mengalami kemajuan dalam segala bidang. Kemajuan tersebut dikarenakan banyaknya industri yang didirikan. Perkembangan public relations sebagai profesi di Negara ini dimulai dengan dilaksanakannya publikasi.
Ivy Lee adalah orang yang berjasa pada tahun 1914 sehingga Public Relations menjadi sebuah profesi. Dimulai ketika terjadi kericuhan pemogokan kaum buruh tambang batu bara yang menyeabakan kelumpuhan industri-industri lainnya. Pada waktu itu batu bara merupakan bahan yang sangat vital. Dalam kondisi Ivy Lee mempunyai gagasan untuk memecahkan problem tersebut. Ivy Lee menawarkan dirinya kepada industri batu bara untuk mengatasi masalah tersebut.
Dengan 2 syarat :
1. Agar diperkenakan duduk didalam management.
2. Agar diberi wewenang untuk memberitakan kepada pers semua fakta, sejauh fakta tidak merugika.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Dari apa yang telah dibahas bisa di simulkan bahwa perkembangan Public Relations di Indonesia maupun di Dunia sama-sama berkembang dengan cukup pesat dan semua itu terjadi dikarenakan perkembangan teknologi juga perubahan jaman. Public Relations memberi kesempatan kepada tiap-tiap organisasi untuk melakukan perubahan dan mendekatkan diri kepada pihak eksternal organisasi. Baik perkembangan PR di Indonesia maupun di Dunia bisa di simpulkan bahwa meskipun perkembangan terus ada dan malah berkembang cukup pesat PR dari dulu hingga saat ini mempunyai satu tujuan yang sama yaitu untuk memberi informasi dan menjalin hubungan yang baik dengan masyarakat.
B. Saran
Perkembangan Public Relation saat ini di era modern berkembang dengan sangat baik bahkan dengan adanya banyak sekali perusahaan atau organisasi yang membuka kegiatan Public Relations. Jadi akankah lebih baik kalau PR bisa lebih berguna bagi masyarakat untuk mendapatkan informasi lebih banyak lagi dari yang sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
http://adeputriwibowo.blogspot.com/2011/12/sejarah-perkembangan-public-relation-di.html
http://alwayskantry009.wordpress.com/2008/10/18/sejarah-public-relation-di-indonesia/
http://bincangmedia.wordpress.com/tag/pr-di-indonesia/
http://hisyamhananto.wordpress.com/2010/03/07/sejarah-dan-perkembangan-public-relations/
http://klasikpenafatma.blogspot.com/2011/04/public-relations.html
http://kuliahonlinekomunikasi.blogspot.com/2011/10/sejarah-perkembangan-public-relations.html
http://pr.marketing.co.id/2011/11/21/sejarah-dan-perkembangan-public-relations-di-dunia/
http://www.scribd.com/doc/13349678/SEJARAH-PERKEMBANGAN-PUBLIC-RELATION-DI-INDONESIA
http://wine-homework.blogspot.com/2010/03/sejarah-perkembangan-public-relation.html
Titanium Blade Blades (Nordic Blade) - TITanium
ReplyDeleteThe T-Tier Stainless titanium trimmer as seen on tv Blade is titanium plate flat irons designed with a high performance design and superior quality material, as well as an elegant silicone dab rig with titanium nail handle titanium wedding ring for the blade blade system.$69.95 · 2019 ford fusion hybrid titanium Out of stock
i012d0akqev068 horse dildo,sex chair,love dolls,love dolls,realistic vibrators,Butterfly Vibrator,cheap sex toys,dildo,male sexy toys l057c8psepq718
ReplyDelete