Laporan

KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya , sehingga penulis dapat mempersembahkan buku ini sebagai penunjang dalam meningkatkan kemampuan berbahasa Indonesia. Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat. Oleh karena itu , seorang mahasiswa atau masyarakat lainnya perlu membaca buku ini dan buku-buku bahasa lainnya sebagai dasar agar mereka dapat berkomunikasi dengan bahasa yang baik dan benar. Bahasa Indonesia yang dimaksud disini tidak saja meliputi kemampuan berbahasa secara tertulis, tetapi juga secara lisan. Mungkin ini merupakan hal yang berat karena disamping kemampuan berbahasa, dituntut pula kesanggupan kita untuk mengeluarkan pikiran kita secara kritis dan teratur dalam berbahasa yang jelas dan benar. Didalam book report ini dikaji tentang teknik-teknik penulisan ilmiah tingkat dasar. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan book report ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna, untuk itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi kesemppurnaan book report ini. Kami mohon maaf atas segala kekurangan dan kami mengharapkan semoga book report ini bermanfaat kelak bagi kami sebagai penyusun dan orang lain. DAFTAR ISI Kata Pengantar ....................................................................................................................v Daftar Isi .............................................................................................................................vi Bab I. Gambaran Umum Buku 1. Tentang Penulis Buku ...................................................................................... 2. Isi Pokok Buku ................................................................................................. 3. Masalah yang Menjadi Pembahasan Buku ...................................................... 4. Cara Pengarang Menyelesaikan Masalah ........................................................ Bab II. Konsep dan Teori 1. Konsep-Konsep ............................................................................................... 2. Hal-hal yang Ditemukan dari Buku ................................................................. Bab III. Kesimpulan dan Rekomendasi 1. Kesimpulan ........................................................................................................ 2. Saran dan Kritik ................................................................................................ 3. Rekomendasi Akhir Buku ................................................................................. Daftar Pustaka BAB I GAMBARAN UMUM BUKU  1. Biodata Penulis Buku Nursalim A.R, lahir di Mentuku Kepulauan Meranti Riau. Ayahnya bernama H. Abdurrahman dan ibunya bernama Hj. Nurul Jannah. Kedua orangtuanya petani, karena itu, ia dibesarkan di lingkungan petani di dusun tersebut. Sekolah yang jauh dari rumahnya memaksa ia baru memakai baju sekolahnya apabila sudah dekat dengan lingkungan sekolahnya. Tahun 1981 ia tamat dari SD Negeri Insit. Tahun 1984 ia tamat SMP Negeri II selatpanjang. 1992 menyelesaikan S1 pada FKIP Universitas Riau jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia dan mendapat beasiswa dari Sayap Garuda. Tahun 2001 menyelesaikan S2 (magister) pada program pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia dengan spesialisasi pengajaran Bahasa Indonesia dan mendapatkan beasiswa TMPD Dikti. Tahun 2006 mengikuti Program Pelatihan Bahasa Inggris di Indonesia Australia Language Foundation (IALF) Bali. Tahun 2007 mengikuti program Short Course Pendidikan Dasar S2 PGSD/MI di Universitas Negeri Yogyakarta beasiswa dari Departemen Agama RI. Tahun 2008 melanjutkan studi pada program Doktor (S3) Universitas Negeri Padang (UNP) Jurusan Ilmu Pendidikan dengan Spesialisasi Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, dan mendapatkan beasiswa dari Dikti. Sejak tahun 1993 menjadi dosen di Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Disamping itu, ia juga mengajar di beberapa perguruan tinggi lainnya baik negeri maupun swasta. Ia aktif mengisi seminar, lokakarya, serta aktif pada berbagai organisasi kemasyarakatan di Pekanbaru.  2. Gambaran atau isi pokok buku ini adalah : • 1. Berisi tentang cara-cara berbahasa indonesia yang baik dan benar scara global. • 2. Memberikan gambaran atau definisi tentang Karangan, Kalimat Efektif, Ejaan Yang Disempurnakan, Diksi, Karya Ilmiah dan Pidato dan lain-lain. • 3. Berisi cara-cara menyusun sebuah Catatan kaki, Kalimat,baik Paragraf Karangan ilmiah atau pidato secara garis besar. • 4. Mengarahkan pembaca agar ketika membuat sebuah tulisan baik catatan, paragraf, kalimat, maupun karangan menjadi lebih baik dan tertata. Baik secara susunan maupun bahasa yang akan digunakan agar sesuai dengan aturan penulisan dalam Bahasa Indonesia. • 5. Berisi mengenai cara mengolah bahasa yang benar seperti apa, agar dapat digunakan untuk berkomunikasi dengan baik selain itu juga dapat dipahami oleh lawan bicaranya. • 6. Memberikan cara-cara berbahasa indonesia yang baik dan benar tidak hanya secara tertulis tetapi juga secara lisan. • 7. Di buku ini juga dikaji tentang teknik-teknik penulisan ilmiah tingkat dasar.  3. Masalah yang menjadi pembahasan dalam buku ini.  Buku ini mengkaji tentang teknik-teknik penulisan ilmiah tingkat dasar dan kemampuan berbahasa secara tertulis dan juga secara lisan.  4. Cara Pengarang menyelesaikan Masalah  Pengarang merevisi dari cetakan buku pertama dan kedua sesuai dengan saran-saran dari pembaca BAB II KONSEP DAN TEORI  A. Konsep-konsep atau teori-teori a. Bahasa b. Ejaan Yang Disempurnakan c. Diksi d. Kalimat Efektif e. Paragraf f. Tulisan Ilmiah g. Kutipan, Catatan Kaki, Daftar Pustaka h. Pidato  B. Hal-hal baru yang di temukan BAB 1 BAHASA 1. Pendahuluan Di era reformasi ini semakin terasa betapa penting fungsi bahasa sebagai alat komunikasi.Kenyataan yang di hadapi dewasa ini selain ahli-ahli bahasa,semua ahli yang bergerak dalam bidang pengetahuan yang lain semakin memperdalam pengetahuannya dalam bidang teori dan praktek bahasa.Semua orang menyadari bahwa interaksi dan kegiatan dalam masyarakat akan lumpuh tanpa bahasa. Mengingat pentingnya bahasa sebagai alat komunikasi dan memperhatikan wujud bahasa itu sendiri,kita dapat membatasi pengertian bahasa adalah alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. 2. Sejarah Bahasa Indonesia Setelah VOC (Belanda) mengubah taktik hubungan perdagangannya dalam hubungan penjajahan,maka Belanda merasa perlu untuk menggunakan bahasa pengantar dalam penjajahan,Langkah pertama yang dilakukannya adalah menggunakan bahasa Belanda sebagai bahasa pengantar penjajaha.Namun,bangsa Indonesia banyak yang tidak mampu menggunakan bahasa Belanda tersebut,sehingga Belanda memcari alternatif lain yaitu mencari bahasa daerah setempat yang dapat dijadikan bahasa pengantar penjajahan.Bahasa pengantar dalam penjajahan sangatpenting karena tanpa bahasa pengantar,penjajahantidak dapat berjalan sebagaimana mestinya. Puncak dari kejayaan bahasa melayu ialah pada tahun 1928 tepatnya pada tanggal 28 Oktober,para pemuda Indonesia dari seluruh daerah berkumpul untuk menyatukan tekad yang terkenal dengan nama Sumpah Pemuda.dalam Sumpah Pemuda keputusan yang berbunyi “Kami Putra Putri Indonesia Menjunjung Bahasa Persatuan Bahasa Indonesia” Bahasa Indonesia yang dimaksud adalah bahasa Melayu yang diangkat menjadi bahasa Indonesia selanjutnya,keputusan sumpah pemuda tersebut semakin diperkokok dalam Undang-Undang Dasar 1945,yaitu pada bab XV pasal 36 yang berbunyi “Bahasa Negara adalah Bahasa Indonesia” Dengan demikian,kedudukan bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Melayu semakin kokoh. 3. Fungsi Bahasa Fungsi bahasa ada empat macam yaitu : untuk menyatakan ekspresi diri,sebagai alat komunikasi,sebagai alat untuk integrasi dan adaptasi sosial,dan sebagai alat untuk mengadakan kontrol sosial. a. Alat untuk menyatakan ekspresi diri Sebagai alat untuk menyatakan ekspresi diri,bahasa menyatakan secara terbuka segala sesuatu yang tersirat di dalam pikiran kita,sekurang-kurangnya untuk memaklumkan keberadaan kita,unsur-unsur yang mendorong ekspresi diri antara lain : agar menari perhatian orang lain terhadap kita dan keinginan untuk membebaskan diri kita dari semua tekanan emosi. b. Alat Komunikasi Komunikasi merupakan fungsi bahasa yang lebih jauh dari fungsi menyatakan ekspresi diri.Komunikasi tidak akan sempurna bila ekspresi diri kita tidak diterima atau dipahami oleh orang lain,dengan komunikasi kita dapat menyampaikan semua yang kita rasakan,pikirkan,dan kita ketahui kepada orang lain.dengan komunikasi pula kita mempelajari dan mewarisi semua yang pernah dicapai oleh orang-orang yang sezaman dengan kita. c. Alat mengadakan integrasi dan adaptasi sosial Bahasa disamping sebagai salah satu unsur kebudayaan,juga sebagai alat untuk mengungkapkan pengalaman,mempelajari dan mengambil manfaaat dari pengalaman tersebut serta belajar berkenalan dengan orang lain.Anggota masyarakat hanya dapat dipersatukan secara efisien melalui bahasa.Bahasa sebagai alat komunikasi lebih jauh memungkinkan tiap orang untuk merasa dirinya terikat dengan kelompok sosial yang dimasukinya,serta dapat melakukan semua kegiatan kemasyarakatan dengan menghindari sejauh mungkin bentrokan-bentrokan untuk memperoleh efisiensi yang setinggi-tingginya.Bahasa memungkinkan integrasi yang sempurna bagi tiap individu dengan masyarakatnya. d. Alat mengadakan kontrol sosial Dalam mengadakan kontrol sosial,bahasa mempunyai relasi dengan proses-proses sosialisasi suatu masyarakat.proses-proses sosialisasi itu dapat diwujudkan dengan cara-cara :  Memperoleh keahlian bicara dan dalam masyarakat yang lebih maju,memperoleh keahlian membaca dan menulis.Keahlian berbicara dan keahlian menulis pada masyarakat yang yang sudah maju,merupakan prasyarat bagi tiap individu untuk mengadakan partisipasi yang penuh dalam masyarakat tersebut.  Bahasa merupakan saluran yang utama dalam kepercayaan dan sikap masyarakat yang diberikan kepada anak-anak yang sedang tumbuh.mereka inilah yang akan menjadi penerus kebudayaan pada generasi selanjutnya.  Bahasa melukiskan dan menjelaskan peranan yang dilakukan oleh si anak untuk mengidentifikasi dirinya supaya dapat mengambil tindakan-tindakan yang diperlukan.  Bahasa menanamkan rasa keterlibatan pada anak tentang masyarakat bahasanya. e. Konsep Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar Jika bahasa sudah memiliki kebakuan atau standar,baik yang ditetapkan secara resmi lewat surat keputusan pejabat pemerintah atau maklumat,maupun yang diterima berdasarkan kesepakatan umum dan yang wujudnya dapat kita saksikan pada praktik pengajaran bahasa kepada khalayak,dengan lebih mudah dapat dibuat perbedaan antara bahasa yang benar dengan bahasa yang tidak.Pemakaian bahasa ya ng mengikuti kaidah yang dibuktikan atau yang dianggap baku itulah yang merupakan bahasa yang benar. f. Ragam Bahasa a) Ragam Bahasa Berdasarkan Media Berdasarkan media yang digunakan ragam bahasa terbagi dua yaitu ragam lisan dan ragam tulisan.Ragam bahasa lisan ditandai dengan penggunaan lafal atau pengucapan,intonasi,kosakata,penggunaan tatabahasa dalam pembentukan kata,dan penyusunan kalimat. Ragam bahasa tulisan ditandai dengan kecermatan menggunakan ejaan dan tanda baca.Kosakata,penggunaan tatabahasa dalam pembentukan kata,penyusunan kalimat,paragraf,dan wacana. b) Ragam Bahasa Berdasarkan waktu Berdasarkan waktu terdapat ragam bahasa lama dan ragam bahasa baru.Ragam bahasa lama lazim digunakan dalam penulisan naskah-naskah lama (kuno).ragam ini perlu dipahami oleh orang-orang yang ingin mengkaji peristiwa-peristiwa masa lalu,Misalnya bahasa-bahasa yang terdapat pada kodekologi (naskah kuno).Ragam bahasa baru ditandai dengan penggunaan kata-kata baru,ejaaan yang disempurnakan mengekspresikan ilmu pengetahuan dan teknologi modern seperti internet,jaringan,dan seluler. c) Ragam Bahasa Berdasarkan Pesan Komunikasi Ragam berdasarkan pesan komunikasi ini terbagi berdasarkan pada sarana komunikasinya.Ragam-ragam tersebut adalah : ragam bahsa ilmiah,ragam bahasa pidato,ragam bahasa tulis,ragam bahasa sastra,dan ragam bahasa berita. 1) Ragam bahasa ilmiah Ragam bahasa ilmiah adalah sarana verbal yang efektif,efisien,baik dan benar.Ragam ini lazim digunakan untuk mengkomunikasikan proses kegiatan dan hasil penalaran ilmiah. Ciri ragam bahasa ilmiah adalah :  Struktur kalimat jelas dan bermakna logis  Struktur wacana harus bersifat formal,mengacu pada standar konvensi naskah  Singkat,berisi analisis dan pembuktian,menyajikan konsep secara lengkap  Cermat dalam menggunakan unsur baku istilah/kata,ejaan,bentuk kata,kalimat,paragraf,dan wacana.  Cermat dan konsisten menggunakan penalaran dari penentuan topik,pendahuluan,deskripsi teori,deskripsi data,analisis data,hasil analisis,sampai pada simpulan dan saran. Materi ragam bahasa ilmiah digunakan dalam kajian ilmu pengetahuan dan teknologi yang terkait dengan penulisan upaya pencarian,penemuan,pengolahan,dokumentasi,analisis,atau publikasi,dalam bentuk proposal penelitian,reproduksi suatu konsep,pembuktian suatu kebenaran teori,temuan teori baru,pengembangan teori sehingga menghasilkan temuan teori baru atau konsep yang belum pernah ada. 1) Ragam Bahasa Tulis Ragam bahasa tulis resmi ditandai oleh 1) penggunaan fungsi-fungsi gramatikal,2) menggunakan bentuk yang lengkap,3) menggunakan imbuhan yang eksplisit,4) penggunaan kata ganti yang baku,5) penggunaan pola frase yang baku,6) menggunakan ejaan yang baku. 2) Ragam Bahasa Sastra Ragam bahasa sastra adalah ragam yang menggunakan unsur-unsur keindahan seni,penulis cenderung menekankan gaya simbolik dengan memadukan unsur intrinsik dan ekstrinsik.Ragam ini sering juga digunakan dalam iklan produk komersial,terutama dalam upaya menyentuh perasaan konsumenyang menekankan kesenangan,keindahan,kenyamanan,dan lain-lain.Beda bahasa sastra dan iklan terletak pada tujuannya.Sastra untuk menyenangkan pembaca sedangkan iklan bersifat persuasif agar pembaca/pendengar membeli produknya, 3) Ragam Bahasa Berita Ragam bahsa berita lazim digunakan dalam pemberitaan media elektronik,media cetak,dan jurnal.Bahasa berita menyediakan fakta secara utuh dan objektif.Untuk menjamin objektifitas berita,penyaji tidak menambah atau mengurangi fakta yang disajikan. BAB 2 EJAAN YANG DISEMPURNAKAN 1. Pentingnya Ejaan Bahasa dalam pengertian sehari-hari adalah bahasa lisan,sedangkan bahasa tulis merupakan pencerminan kembali dari bahasa lisan itu dalam bentu simbol-simbol tertulis.Dalam percakapan lisan jelas tedengar perhentian sebentar atau agak lama dengan suara menaik atau menurun.Disamping itu,masih banyak terdapat ekspresi-ekspresi air muka,berupa menggerak-gerakkan alis mata,menggeleng-gelengkan atau mengangguk-anggukkan kepala,mengangkat bahu,mengacungkan tangan,dan sebagainya.kata yang dapat diucapkan sedemikian rupa untuk menyatakan persetujuan yang bersemangat,atau bernada kemalu-maluan,kebimbangan dan kekurang-percayaan,atau sebagai suatu penolakan yang kasar,banyak sekali warna arti yang dapat diberikan kepada suatu ucapan dengan perbedaan variasi kecepatan,keras lembut,dan intonasi yang berlainan. 2. Macam-macam Ejaan Ejaan yang lazim digunakan dewasa ini berdasarkan atas nada dan lagu (suprasegmental) sementara sebagian yang lain didasarkan atas relasi gramatikal,frasa,interrelasi antara bagian kalimat (hubungan sintaksis) tanda-tanda pungtuasi sebagai berikut : a. Titik Titik atau perhentian akhir biasanya dilambangkan dengan (.) Tanda titik lazim digunakan untuk : 1). Menyatakan akhir dari sebuah tutur atau kalimat Misalnya : • Anisah sudah pergi ke kantor. • Demokrasi bukan berarti adu kekuatan. Karena kalimat tanya dan kalimat perintah atau seru mengandung pula pengertian perhentian akhir,yaitu berakhirnya suatu tutur,maka tanda tanya dan tanda seru yang dipergunakan dalam kalimat tersebut selalu mengandung sebuah tanda titik. Misalnya : • Saudara tinggal dimana?. • Pergilah dari hidupku!. 2). Tanda titik dipakai pada akhir singkatan gelar,jabatan,pangkat,dan singkatan kata atau ungkapan yang sudah lazim pada singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih hanya dipakai satu tanda titik. Misalnya :  Dr. (Doktor)  dr. (Dokter)  Drs. (Dokterandes)  M.Pd. (Magister Pendidikan) Semua singkatan kata yang mempergunakan inisial atau akronim tidak mempergunakan titik. Misal,DPR,MPR,ABRI,Hankam,Lemhanas,dan sebagainya. 3). Tanda titik dipergunakan untuk memisahkan angka ribuan,jutaaan,dan seterusnya yang menunjukan jumlah. Misalnya :  1.000,-  150.000,-  1.000.000,- Bila bilangan itu tidak menunjukan jumlah maka tanda titik itu tidak dipergunakan. Misalnya :  Saya dilahirkan pada tahun 1987.  Buka buku pada halaman 1257. 4). Tanda titik digunakan untuk memisahkan angka jam,menit,dan detik Misalnya :  Pukul 7.29.59 (pukul tujuh lewat dua puluh sembilan menit,lima puluh sembilan detik) b. Koma Koma atau perhentian antara yang menunjukan suara menaik di tengah-tengah tutur,biasanya dilambangkan dengan tanda (,).Disamping untuk menyatakan perhentian antara (dalam kalimat),koma juga dipakai untuk beberapa tujuan tertentu.koma digunakan dalam hal-hal berikut : - Untuk memisahkan bagian-bagian kalimat,antara kalimat-kalimat setara yang menyatakan pertentangan,antara anak kalimat dan induk kalimat,dan antara anak kalimat dengan anak kalimat. Misalnya :  Mereka bukan melaksanakan yang diperintahkan gurunya,melainkan bermalas-malasan saja. - Koma dipergunakan untuk menandakan suatu bentuk parentesis (keterangan yang ditempatkan didalam kurung) dan unsur-unsur yang tidak restriktif. Misalnya :  Pertama,tulislah nama saudara dikertas itu. - Tanda koma dipergunakan untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat mendahului induk kalimaatnya,atau untuk memisahkan induk kalimat dengan sebuah bagian pengantar yang terletak sebelum induk kalimat. Misalnya :  Bila hujan berhenti,ia akan mulai menanami sawahnya.. - Tanda koma dipergunakan untuk menceritakan beberapa kata yang disebut berturut-turut. Misalnya :  Ia membeli sekarung beras,seekor kerbau jantan,sepuluh kilo gula pasir,sepuluh kaleng minyak bimoli sebagai persiapan resepsi ulang tahunnya yang ke-30 - Tanda koma selalu dipergunakan untuk menghindari salah baca atau keragu-raguan. Misalnya :  Meragukan : Diluar gedung terlihat angker Jelas : Diluar,gedung terlihat angker (gedung angker) A. Tanda koma dipergunakan untuk menandakan seseorang yang diajak bicara Misalnya :  Tabahkanlah hatimu,Lis,saya pergi tidak akan lama.  Saya mendoakan,Anda,berhasil mencapai cita-cita. B. Tanda koma dipergunakan untuk memisahkan aposisi dari kata yang diterangkannya. Misalnya:  Susilo Bambang Yudoyono Presiden Republik Indonesia,dengan sekuat tenaga berusaha untuk menyatukan bangsa Indonesia. C. Titik Koma Titik koma dilambangkan dengan tanda (;) fungsi titik koma sebenarnya terletak antara titik dan koma.Disatu pihak orang ingin melanjutkan kalimatnya dengan bagian-bagian kalimat berikutnya,tetapi dipihak lain dirasakan bahwa bagian kalimat tadi sudah dapat diakhiri dengan sebuah titik. Sebab itu,titik koma diperlukan,Titik koma digunakan dalam hal-hal sebagai berikut :  Untuk memisahkan dua bagian kalimat yang sederajat yang tidak menggunakan kata sambung. Misalnya :  Ia seorang sarjana yang cemerlang;seorang dosen yang berkualitas;seorang praktisi yang patut diperhitungkan.  Titik koma dipergunakan untuk memisahkan anak-anak kalimat yang sederajat. Misalnya :  Beliau mengatakan bahwa ia sudah tua;ia ingin beristirahat;sebab itu ia tidak mau diangkat sebagai menteri.  Titik koma digunakan untuk memisahkan sebuah kalimat yang panjang dan mengandung subjek yang sama,serta terdapat perhentian yang lebih lama dari koma biasa;teristimewa titik koma itu dipergunakan pula dalam bagian kalimat terdahulu telah memakai koma. Misalnya :  Melihat anaknya tiba-tiba seperti orang putus harapan,hilang akalnya;gelisah tidak tentu apa yang hendak dikerjakannya,dipegang-pegangnya dagunya dengan tangannya yang kasar,yang mulai kisut sedikit-sedikit. D. Titik dua Titik dua biasanya dilambangkan dengan tanda (:) titik dua digunakan dalam hal-hal sebagai berikut :  Titik dua digunakan sebagai pengantar sebuah kutipan yang panjang,baik yang diambil dari sebuah buku,majalah,koran dan sebagainya,maupun dari sebuah ucapan langsung. Misalnya : • Dalam sebuah karangannya yang berjudul “Bahasa dan Sastra dalam Gamitan Pendidikan” Prof.Dr.H.Yus Suryana mengatakan: Besarnya interfrensi yang terjadi pada penggunaan bahasa Indonesia oleh mahasiswa menandakan pula kemampuan mahasiswa yang belum tinggi.”  Titik dua dipergunakan juga sebagai pengantar sebuah pernyataan atau simpulan. Misalnya :  Simpulannya adalah sebagai berikut : Masih banyak warga negara kita yang belum memahami hakikat demokrasi yang sesungguhnya.  Titik dua dipakai sesudah kata atau frase yang memerlukan pemberian. Misalnya : Ketua : Drs .Jasno Susanto,M.Pd. Sekretaris : Drs. Nursalim AR,M.Pd.  Dalam teks drama atau dialog,titik dua dipakai sesudah kata yang menunjukan pelaku percakapan. Misalnya :  Arbain : He,Di,kemarilah.Apa artinya tulisan ini?Bahasa Sansekertakah ini? Masudi : (tetap menulis) Alaaah,apa gunanya? E. Tanda Kutip a. Tanda kutip dilambangkan dengan tanda (“....”) atau(‘...’).Tanda kutip digunakan dalam hal-hal berikut ini : o Tanda kutip digunakan untuk mengutip kata-kata seseorang,atau sebuah kalimat,atau suatu bagian yang penting dari buku,majalah,dan sebagainya. Misalnya : • Ia mengatakan,”saya harus pergi sekarang” o Tanda kutip digunakan untuk menulis judul karangan,syair atau bab buku. Misalnya : • Yena menulis sebuah artikel dalam majalah Horizon dengan judul ‘Bahasa Melayu dalam Ancangan Masa Depan’ o Tanda kutip digunakan untuk menyatakan sebuah kata yang asing atau sebuah kata yang diistimewakan atau mempunyai arti khusus. Misalnya : • Ia mengatakan bahwa semuanya sudah’oke’ o Tanda kutip digunakan apabila terdapat sebuah kutipan dalam sebuah kutipan.Dalam hal ini tanda kutip masing-masing harus dibedakan dengan tanda kutip yang berlainan. Misalnya : • Lis berkata,”Tiba-tiba saya mendengar suara berseru’tolong’”. F. Tanda tanya Tanda tanya yang biasanya dilambangkan dengan tanda (?).Tanda tanya dipergunakan dalam hal-hal sebagai berikut  Tanda tanya digunakan dalam pertanyaan langsung Misalnya : • Siapa nama saudara?  Tanda tanya dipergunakan untuk menyatakan keraguan-keraguan atau ketidaktentuan.Untuk maksud ini,tanda tanya harus ditempatkan dalam tanda kurung (?) Misalnya : • Pengarang itu lahir tahun 1766 (?) dan meninggal dunia pada tahun 1850 G. Tanda seru Tanda seru dilambangkan dengan (!).tanda seru biasanya dipakai dalam hal-hal sebagai betikut :  Tanda seru digunakan untuk menyatakan suatu pernyataan yang penuh emosi.kata seru juga biasanya dimasukkan dalam golongan ini. Misalnya :  Mustahil! Ia tega berbuat seperti itu !  Tanda seru selalu digunakan untuk menyatakan suatu perintah, Misalnya :  Pergilah dari hadapanku! Aku muak melihatmu lagi!  Tanda seru digunakan untuk menyatakan bahwa orang yang mengutip sesuatu sebenarnya tidak setuju atau sependapat dengan apa yang dikutipnya itu. Misalnya :  Kita semua berasal dari kera (!) H. Tanda hubung Tanda hubung yang dilambangkan dengan (-) digunakan dalam hal-hal sebagai berikut  Menggabungkan suku kata yang terdapat pada akhir baris Misalnya : o Dari dulu ia termasuk anak yang taat dan baik hati.sekarangpun setelah de-wasa ia disenangi oleh masyarakatnya  Tanda hubung digunakan untuk menyambung bagian-bagian dari kata ulang. Misalnya : o Sayur-mayur o Desa-desa  Tanda hubung digunakan untuk memperjelas hubungan antara bagian kata atau ungkapan Misalnya : o Ber-evolusi,be-revolusi o Istri-Pak Amran yang cerewet (istri cerewet) I. Tanda elipsis (...) Tanda elipsis dilambangkan dengan tiga titik (...) tanda elipsis digunakan dalam hal-hal sebagai berikut  Untuk menyatakan ujaran yang terputus-putus,atau yang menyatakan ujaran yang terputus dengan tiba-tiba Misalnya : o Ia sebernarnya sudah...sudah...sudah mati!  Tanda elipsis dipakai untuk menyatakan bahwa dalam suatu kutipan ada bagian yang dihilanhkan Misalnya : o Mental menjalankan kekuasaan dinegara modern...perlu dibina  Tanda elipsis yang digunakan pada akhir kalimat karena menghilangkan bagian tertentu sesudah kalimat itu berakhir,menggunakan empat titik yaitu titik tiga sebagai pengganti cuplikan yang hilang dan satu titik sebagai penanda akhir kalimat. Misalnya : o Sampai hari ini ia tidak mau kembali bertemu anak-anaknya karena ia merasa.... J. Tanda kurung Tanda kurung dilambangkan dengan ().tanda kurung digunakan untuk menyatakan hal-hal sebagai berikut  Mengapit tambahan keterangan atau penjelasan Misalnya : - Begitu pula pembentukan kata/istilah-istilah berdasarkan pinjam-terjemahan (Loam-translation) banyak contohnya dalam bahasa Indonesia.  Mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan merupakan bagian integral dari pokok pembicaraan Misalnya : - Memang diakui untuk dua jenis pelajaran (menurut kami harus dikatakan ‘pengajaran’) ini ada metode dan sistemnya. K. Garis miring Garis miring dilambangkan dengan tanda (/).garis miring dipakai untuk hal-hal sebagai berikut  Pengganti kata dan,atau,per,atau memisahkan nomor alamat yang mempunyai fungsi yang berbeda Misalnya : o Pembentukan kata/istilah-istilah harus mengikuti aturan yang baku o Iuran wajib anggota Rp.1.875.000,-/bulan  Garis miring digunakan penomoran kode surat Misalnya : - No.29/FKMP/XI/10 - No.35/Und./RT.06-RW.15/X/2010 1. Penulisan Huruf a) Huruf kapital Huruf kapital atau huruf besar digunakan dalam hal-hal sebagai berikut :  Huruf awal dari kata yang pertama dalam sebuah kalimat.dapat juga digunakan pada huruf awal dari kata pertama dalam suatu bagian sajak,walaupun penyair-penyair dewasa ini telah meninggalkan kebiasaan tersebut. Misalnya : *Bunga * Bunga kapan kau datang Kau belum mengenal dunia Tapi hari ini kau layu Kau terjang segala tikus-tikus yang mengaku malaikat Kau hadang timah panas dengn darah putih Demi kicau burung yang belum pasti Sementara para kuving berebut tulang Besok,lusa,dan entah kapanlagi. Oleh : Salim AR  huruf kapital digunakan untuk nama diri, bangsa, negara, organisasi, bahasa, nama bulan, hari . Misalnya : • Nama diri : Eka Ponalia,Yena Marlina,dan lain-lain • Nama tempat : Bandung,Jakarta,Surabaya,dan lain-lain • Nama Bangsa : Indonesia,Jepang,Korea,dan lain-lain • Nama Negara : Vietnam,Australia,Mesir,dan lain-lain  Huruf kapital digunakan juga pada kata-kata biasa yang mendapat arti istimewa,terutama dalam personifikasi Misalnya : • Keseimbangan yang keempat adalah keseimbangan dengan alam Gaib. b) Huruf kecil Huruf kecil digunakan pada posisi yang bukan awal kalimat, bukan nama orang, atau persyaratan lain yang tidak dipersyaratkan menggunakan huruf kapital Misalnya : • kunci inggris • pisang ambon • harimau sumatra c) Huruf miring Huruf miring digunakan dalam cetakan.Dalam tulisan tangan atau ketikan yang dicetak miring,diberi garis bawah tunggal. Huruf miring digunakan untuk : • Menulis nama buku, nama majalah, nama surat kabar, yang dikutip dalam karangan. • Menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, atau kekelompokan kata. • Menuliskan istilah ilmiah, atau ungkapan asing, kecuali yang sudah disesuaikan ejaannya. d) Huruf tebal Huruf tebal digunakan dalam cetakan, Dalam tulisan tangan atau ketikan yang akan dicetak tebal, diberi garis bawah ganda. Huruf tebal ini berfungsi untuk menandai kata-kata yang dianggap penting,atau perlu mendapat perhatian,seperti judul dan subjudul dalam karangan. Nama tabel atau kata yang menuntut perhatian khusus. 2. Penulisan Kata dan Partikel Penulisan kata mencakup, kata dasar,kata turunan,kata ulang,gabungan kata, bentuk singkatan dan akronim dan kata berimbuhan.  Penulisan kata dasar Penulisan kata dasar sering dihadapkan pada penulisan baku dan tidak baku, penulisan keterangan ilmiah,karangan yang didokumentasi, dan surat menyurat resmi harus menggunakan kata baku. Perhatikan contoh berikut : Benar Salah Objek Obyek Praktik Praktek  Penulisan kata ulang Kata ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda (-). Bahasan kata ulang mencakup kata dasar, gabungan kata berimbuhan, ditulis berdasarkan pedoman baku. • Pengulangan kata dasar Pengulangan kata dasar tidak menggunakan angka dua pada akhir kata, tetapi menggunakan tanda hubung. Benar Salah Cukup-cukup Cukup2 Rajin-rajin Rajin2 Pengulangan kata berimbuhan Pengulangan kata turunan (berimbuhan) ditulis dengan kata penghubung,tidak menggunakan angka dua Benar Salah Berhubung-hubungan Ber-hubung2-an Beramai-ramai Ber-ramai2 • Pengulangan gabungan kata Gabungan kata terdiri atas dua kata atau lebih,jika gabungan kata itu diulang. Cukup mengulang kata pertama saja. Benar Salah Gedung-gedung tinggi Gedung tinggi-gedung tinggi • Pengulangan kata berubah bunyi Hura-hara (pengulangan konsonan berubah bunyi) Ramah-tamah (pengulangan vokal berubah konsonan)  Penulisan gabungan kata Penulisan gabungan kata mengikuti kaidah sebagai berikut : • Gabungan kata yang berupa kata majemuk,bagian-bagiannya dituliskan terpisah. Contoh : Benar Salah Jasa marga Jasamarga Kerja sama Kerjasama • Gabungan kata serangkai Gabungan kata yang sudah padu benar, sudah senyawa, tidak dikembalikan kebentuk dan makna asal dituliskan serangkai. Contoh : Benar Salah Antarkota Antar kota Daripada Dari pada  Penulisan kata depan Penulisan kata depan di dan ke ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya,sedangkan awalan di-dan ke- ditulis serangkai dengan kata yang mengiringinya. Kata depan diikuti kata benda (tempat), menyatakan arah atau tempat. Sedangkan awalan di- diikuti kata kerja. Awalan di- dapat diikuti kata benda, misalnya dicangkul. Kata depan di dapat diganti dengan kata depan dari atu ke. Sedangkan awalan di- tidak dapat. Kata depan di tidak dapat diganti dengan kata depan me-,sedangkan awalan di- dapat.  Penulisan partikel  Partikel lah, kah, dan tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya. Misalnya : Apakah yang kau baca itu? Bacalah roman ini  Partikel pun dan per ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya. Misalnya : Apa pun makanannya,minumnya teh botol sosro Gajinya naik per 1 maret 2011  Penulisan kata ganti Kata ganti dalam bahasa Indonesia, seperti aku, saya, kita, kau, kamu, engkau, dia,dan mereka yang digunakan secara lengkap seperti itu harus ditulis terpisah.Akan tetapi, kata ganti yang dipendekkan misalnya aku menjadi –ku, kamu menjadi –mu harus ditulis serangkai. Kata ku- dan kau- ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya. Sedangkan kata –ku,-mu dan –nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.  Penyesuaian akhiran asing Akhiran dari bahasa asing diserap sebagai bagian kata utuh. Jadi, kata seperti standarisasi, implementasi, dan objektif diserap secara utuh disamping diserap juga kata standar, implement, dan objek. Contoh kata dengan penyesuain akhiran asing Advokaat advokat Communism komunisme Anarchie anarki  Penulisan angka dan bilangan Penulisan bilangan ada tiga cara,yaitu 1) angka arab, 2)angka romawi dan 3) huruf. Kesalahan terjadi karena mempertukarkan lambang bilaangan yang seharusnya ditulis dengan angka,ditulis dengan huruf atau sebaliknya. o Lambang bilangan ditulis dengan angka jika berfungsi sebagai ukuran, satuan waktu, nilai uang, nomor rumah yang bukan dokumen resmi Benar Salah 5 sentimeter Lima sentimeter Kamar 13 Kamar tiga belas - Bilangan dengan perincian ditulis dengan angka Contoh Mata kuliah semester ini : I. Psikologi perkembangan II. Bahasa Indonesia III. Statistika - Penulisan angka disertai akhiran –an disisipi tanda hubung (-)  Tahun 60-an ia sudah top  Usianya sekitar 20-an - Penulisan lambang bilangan tingkat sebagai berikut  Hari Pendidikan Nasional ke-57  Hari Ulang Tahun Republik Indonesia ke-64 - Penulisan bentuk singkat,singkatan dan akronim o Bentuk singkat adalah bentuk pendek yang diambil atau dipotong dari bentuk lengkapnya.penulisan menggunakan huruf kecil semua o Singkatan adalah bentuk pendek ynag diambil dari huruf-huruf pertama suatu frase.singkatan dieja huruf demi huruf.penulisannya menggunakan huruf capital semua tanpa titik o Akronim adalah bentuk pendek yang diambil dari sebuah frase. Penulisan akronim atau nama diri dengan huruf awal kapital. Sedangkan nama mekanis/teknis dengan huruf kecil Contoh : Nama diri : Depkes,Pemda Riau,dan lain-lain Nama mekanis/teknis : tilang,siskampling dan lain-lain - Pemenggalan kata Kata dasar dipenggal dengan aturan :  Kalau ditengah kata dasar ada dua huruf vokal,pemenggalan dilakukan diantara dua vokal itu Contoh : ba-ik,kli-en,su-ara dan lain-lain  Jika ditengan kata dasar ada huruf konsonan diantara dua huruf vokal,maka pemenggalan dilakukan sebelum konsonan itu Contoh :a-khir,ba-ngun,sa-kit dan lain-lain  Jika ditengah kata dasar terdapatb tiga huruf konsonan berurutan yang bukan gabungan konsonan,pemenggalan dilakukan diantara konsonan pertama,termasuk gabungan huruf konsonan dengan huruf yang kedua Contoh : cap-lok,tang-gung dan lain-lain  Kalau ditengah kata dasar terdapat tiga huruf konsonan atau lebih pemenggalan dilakukan diantara konsonan yang pertama,temasuk gabungan huruf konsonan dengan huruf yang kedua Contoh : am-bruk,bang-krut dan lain-lain  Imbuhan termasuk awalan yang mengalami perubahan bentuk dari partikel-partikel seperti kah dan lah yang biasanya ditulis serangkai dengan kata dasarnya,pemenggalan kata dipisahkan sebagai satu kesatuan Contoh : a-suh-han,di-am-lah dan lain-lain  Sisipan –el-,-em-,-dan –er-dalam pemenggalan tidak diperhitungkan sebagai satu kesatuan melainkan sebagai bagian dari kata Contoh : ge-me-tar,ge-ri-gi dan lain-lain BAB 3 DIKSI 1. Dikisi dan Gaya Bahasa Pilihan dan kesesuaian kata yang yang didukung dengan tanda baca yang tepat dalam menimbulkan nada kebahasaan, yaitu sugesti yang terekspresi melalui rangkaian kata yang disertai penekanan mampu menghasilkan persuasi yang tinggi. Gaya bahasa berdasarkan nada yang dihasilkan oleh pilihan kata ini ada 3 macam, yaitu: 1. Gaya bahasa bernada rendah menghasilkan ekspresi pesan yang mudah dipahami oleh berbagai lapisan pembaca. 2. Gaya bahasa menengah merupakan rangkaian kata yang disusun berdasarkan kaidah sitaksis dengan menimbulkan suasana damai dan kesejukkan. 3. Gaya bahasa bernada tinggi mengekspresikan maksud dengan penuh tenaga, menggunakan pilihan kata yang penuh vitalitas, energi, dan kebenaran universal. 2. Ketepatan Kata Syarat-syarat ketetapan kata: a. Membedakan makna denotasi dan konotasi dengan cermat. b. Membedakan secara cermat makna kata yang hampir bersinonim. c. Menbedakan makna kata secara cermat kata yang mirip ejaannya. d. Tidak menafsirkan kata secara subjektif berdasarkan pendapat sendiri jika pemahaman belum dapat dipastikan. e. Menggunakan imbuhan asing (jika diperlukan) harus memahami makna secara tepat. f. Menggunakan kata-kata idiomatik berdsarkan susunan (pasangan) yang benar. g. Menggunkan kata umum dan kata khusus secara cermat. h. Menggunakan kata yang berubah makna dengan cermat. i. Menggunakan dengan cermat kata bersinonim. j. Menggunakan kata abstrak dan kongret secara cermat. 3. Kesesuaian Kata Syarat kesesuaian kata: a. Menggunakan ragam baku. b. Menggunakan kata yang berhubungan dengan nilai sosial secara sopan. c. Menggunakan kata yang berpasangan dengan cermat d. Menggunakan kata dengan nuansa tertentu e. Menggunakan kata ilmiah untuk karangan ilmiah. f. Menghindari penggunaan ragam lisan (pergaulan) dalam bahasa tulis. 4. Perubahan Makna Bahasa berkembang sesuai kualitas penggunaan dan makna yang diwakilinya. Perkembangan dapat menimbulkan perubahan yang mencakup perluasan, penyempitan, pelemahan, pengaburan, dan pergeseran makna. 5. Denotasi dan Konotasi Makna denotasi yang lazim disebut makna yang sebenarnya berdasarkan pengamatan. Sedangkan Makna konotasi lebih sering disebut makna kias atau makna yang tidak sebenarnya. 6. Sinonim Sinonim ialah persamaan makna kata. Artinya dua kata atau lebih yang memiliki makna sama. 7. Idiomatik Idiomatik ialah penggunaan kedua kata yang berpasangan. 8. .Homonim, Homofon, Homograf Homonim dapat diartikan sama nama, sama bunyi, tetapi beda makna.Homofon dapat diartikan sama bunyi, berbeda tulisan, dan berbeda makna.Homogreaf dapat diartikan sama tulisan, berbeda bunyi, dan berbeda makna. 9. Kata Abstrak dan Kongret Kata abstrak berarti konsep atau tidak nyata. Sedangkan kongret adalah kata yang bedanya nyata atau dapat terlihat dengan mata. 10. Kata Umum dan Khusus Kata umum adalah kata yang maknanya masih umum atau luas dan dapat berbeda maknanya. Sedangkan kata khusus adalah kata yang maknanya spesifik dan maknanya sempit atau khusus. BAB 4 KALIMAT EFEKTIF 1. Pendahuluan Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili secara tepat isi pikiran atau perasaan penulis secara singkat, dan sanggup menarik perhatian pembaca atau pendengar terhadap pokok persoalan yang dibicarakan. Syarat-syarat kalimat efektif: a. Secara tepat dapat mewakili gagasan atau persaan pembicara atau penulis. b. Sanggup menimbulkan gagasan yang sama tepatnya dalam pikiran pendengar atau pembaca seperti yang dipikirkan oleh pembaca atau penulis. 2. Kesatuan Gagasan Kalimat yang baik harus memperlihatkan kesatuan gagasan dan mengandung ide pokok. Dalam sebuah kalimat ntidak boleh diadakan perubahan dari satu kesatuan gagasan kepada kesatuan gagasan lain yang tidak ada hubungan, atau menggabungkan kedua kesatuan yang tidak mempunyai hubungan sama sekali. Bila dua kesatuan yang tidak mempunyai hubungan sama sekali dihubungkan, maka akan rusak kesatuan pikiran itu. 3. .Koherensi yang Baik dan Kompak Koherensi yang baik dan kompak adalah hubungan timbal balik dan jelas anatar unsur-unsur (kata atau kelompok kata) yang membentuk kalimat itu. Koherensi yang baik dan kompak juga menunjukkan hubungan antara subjek dan predikat, hubungan antar predikat dan objek, serta keterangan-keterangan lain yang menjelaskan tiap-tiap unsur pokok tadi. 4. Variasi Variasi adalah keanekaragaman bentuk yang mempunyai makna hampir sama sehingga tetap terpelihara minat dan perhatian pendengar atau pembaca. Variasi dalam kalimat dapat diperoleh dengan beberapa cara: a. Variasi Sinonim Kata Variasi berupa sinonim kata atau penjelasan yang berbentuk kelompok kata. Variasi ini pada hakekatnya tidak mengubah isi dari amanat yang disampaikan. b. Variasi Panjang Pendeknya Kalimat. Variasi kalimat dapat pula diusahakan dengan sekaligus menggunakan kalimat pendek dan kalimat yang agak panjang dala sebuah alenia. c. Variasi Struktur Kalimat Adanya berbagai struktur kalimat dalam sebuah paragraf juga besar artinya dilihat dari sebuah variasi. Paragraf yang bervariasi biasanya lebih menyenangkan, tidak seperti membaca paragraf yang struktur kalimatnya sama semua. 5. Paralelisme Paralelisme atau kesejajaran adalah bentuk yang membantu memberi kejelasan dalam unsur gramatikal dengan memepertahankan bagian-bagian yang sederajat dalam konstruksi yang sama. 6. Penalaran Penalaran atau jalan pikiran adalah suatu proses berpikir yang berusaha untuk menghubung-hubungkan evidensi-evidensi menuju kepada suatu simpulan yang masuk akal. Ini berarti kaliamat-kalimat yang diucapkan harus bisa dipertanggung jawabkan dari segi akal yang sehat atau singkatnya harus sesuai dengan penalaran. Bahasa tidak bisa lepas penalaran orang yang menulusnya. BAB 5 PARAGRAF 1. Pengertian Paragraf Paragraf bukanlah suatu pembagian secara konvensional dari suatu bab yang terdiri atas kalimat-kalimat,tetapi lebih dalam dalam maknanya dari kesatuan kalimat saja.Paragraf tidak lain dari kesatuan pikiran yang biasa terdapat pada kalimat utama ditambah dengan kalimat penjelas.Ia merupakan himpunan dari kalimat-kalimat yang bertalian dalam suatu rangkaian untuk membentuk suatu gagasan.Dalam paragraf,gagasaan menjadi jelas oleh uraian-uraian tambahan,yang maksudnya tidak lain untuk menampilkan pokok-pokok pikiran secara lebih jelas. Dalam membentuk sebuah paragraf sekurang-kurangnya mempunyai tujuan antara lain : a. Memudahkan pengertian dan pemahaman dengan menceraikan suatu tema dengan tema yang lain.Bila terdapat dua tema,maka paragraf tersebut harus diceraikan menjadi dua paragraf. b. Memisahkan dan menegaskan perhentian secara wajar dan formal,untuk memungkinkan kita berhenti lebih lama daripada perhentian akhir kalimat.Dengan perhentian yang lebih lama ini konsentrasi terhadap tema paragraf lebih terarah. 2. Jenis-jenis Paragraf Berdasarkan sifat dan tujuannya,paragraf dapat dibedaka atas paragraf pembuka,penghubung,dan penutup. a) Paragraf Pembuka Paragraf pembuka adalah paragraf yang berada di awal bacaan.paragraf ini bertujuan untuk membuka atau mengantarkan karangan itu atau mengantarkan pikiran pokok pikiran dalam bagian karangan,Paragraf pembuka yang pendek jauh lebih baik,karena paragraf-paragraf yang panjang hanya akan menimbulkan kebosanan pembaca, Paragraf pembuka merupakan alat untuk menimbulkan minat para pembaca dalam memulai bacaan,Untuk menarik minat pembaca tersebut ada beberapa cara yang dianjurkan :  Mulailah dengan sebuah kutipan,peribahasa,atau anekdot.  Mulailah dengan membatasi arti dari pokok atau subjek tersebut  Menunjukkan mengapa subjek itu sangat penting  Membuat tantangan atas suatu pernyataan atau pendapat  Menciptakan suatu perbedaan yang menarik  Mengungkapkan pengalaman pribadi baik yang menyenangkan maupun yang pahit  Menyatakan maksud dan tujuan dari karangan  Dapat juga membuka karangan itu dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan b) Paragraf penghubung Paragraf penghubung adalah semua paragraf yang terdapat antara paragraf pembuka dan paragraf penutup,inti persoalan yang dikemukakan penulis terdapat dalam paragraf-paragraf ini.oleh sebab itu,dalam membentuk paragraf penghubung harus diperhatikan agar hubungan antara paragraf tersebut teratur,serta disusun secara logis Paragraf penutup Paragraf penutup adalah paragraf yang dimaksudkan untuk mengakhiri sebuah karangan atau bagian karangan.Dengan kata lain, paragraf penutup mengandung simpulan-simpulan pendapat dari hal yang telah diuraikan dalam paragraf-paragraf penghubung. Berdasarkan tema atau kalimat utamanya paragraf dapat dibedakan atas : 1) Paragraf deduktif Paragraf deduktif adalah paragraf yang dimulai dengan pernyataan umum ke pernyataan khusus.untuk paragraf seperti ini kalimat utamanya berada pada awal paragraf. Contoh : Untuk saling berhubungan manusia mempergunakan alat seperti bahasa isyarat,serta alta lain,lancar tidaknya hubungan ini tergantung kepada alat dan kemahiran menggunakanya. 2) Paragraf induktif Paragraf induktif adalah paragraf yang dimulai dengan pernyataan khusus ke pernyataan umum,paragraf ini kalimat utamanya berada diakhir kalimat. Contoh : Setiap malam berpuluh ribu tikus menyerbu desa-desa di Selat panjang.segala macm tanaman,sampai kepada pohon petai cina yang sudah tua habis digerogoti tikus,Binatang peliharaan seperti ayam,kambing,sapi tidak luput dari serangan tikus yang ganas itu.Apalagi bahan makanan,memang itu yang dicari,habis ditelan oleh tikus.Bahkan beberapa penduduk desa terpaksa diungsikan karena ketakutan.Sampai sekarang masih ada orang yang tidak mau pulang ke kampung halamannya.Memang dahsyat sekali serangan hama tikus yang melanda Selat panjang pada tahun 2000. 3. Syarat-syarat Pembentukan Paragraf Seperti halnya dengan kalimat,sebuah paragraf juga harus memiliki syarat-syarat tertentu.Paragraf yang baik dan efektif harus memenuhi syarat seperti Kesatuan,Koherensi,dan Perkembangan paragraf. • Kesatuan Kesatuan dalam paragraf adalah bahwa semua kalimat yang membina paragraf itu secara bersama-sama menyatakan suatu hal atau suatu tema tertentu. • Koherensi Koherensi adalah kekompakan hubungan antara sebuah kalimat dengan kalimat yang lain yang membentuk paragraf itu • Perkembangan paragraf perkembangan paragraf adalah penyusunan atau perincian gagasan-gagasan yang membina paragraf itu. 4. Kesatuan Paragarf Kesatuan paragraf maksudnya bahwa dalam semua kalimat yang membangun paragraf itu secara bersama-sama menyatakan suatu hal atau mendukung suatu tema tertentu. Karena fungsi paragraf adalah untuk mengembang sebuah gagasan tunggal,maka tidak boleh terdapat unsur-unsur yang sama sekali tidak mempunyai pertalian dengan maksud tunggal tadi.penyimpangan dari maksud tadi hanya akan mempersulit pembaca dalam memahami isi bacaan.penyimpangan itu dapat berbentuk : Pertama,pemasukkan sebuah sisipan atau instrupsi yang jelas dalam urutan-urutan gagasan yang ada, Kedua,sebuah penyimpangan secara gradual dari tema yang harus dibina oleh paragraf itu yaitu setiap kalimat berikutnya semakin menyimpang dari tujuan utamanya. Dalam tulisan yang baik,terdapat empat cara dalam menempatkan kalimat topik atau kalimat utama yaitu : I. Pada akhir paragraf Kalimat topik dapat pula ditempatkan pada bagian akhir paragraf.Dalam hal ini paragraf bersifat induktif.paragraf semacam ini harus disusun sedemikian rupa sehingga dapat mencapai klimaks dalam kalimat pokok yang terdapat pada akhir paragraf itu.Cara ini lebih sulit,tetapi lebih efektif terutama dalam mengemukakan argumentasi. II. Pada awal paragraf Pengertian awal paragraf ini dapat merupakan kalimat pertama dapat juga pada kalimat kedua,dengan menempatkan penekanan yang wajar,paragraf semacam ini biasanya bersifat deduktif yaitu mula-mula mengemukakan pokok persoalan,kemudian menyusul uraian-uraian terperinci,kalimat-kalimat lain dalam paragraf tersebut harus dipusatka untuk memperjelas ide atau gagasan sentral tadi III. Pada awal dan akhir paragraf Kalimat utama dapat pula ditempatkan pada bagian awal dan akhir paragraf,dalam hal ini kalimat terakhir sering mengulangi gagasan dalam kalimaat pertama dengan sedikit tekanan atau variasi IV. Pada seluruh paragraf Kalimat topik atau kalimat utama dapat juga termuat pada seluruh paragraf.Dalam bentuk ini tidak terdapat kalimat yang khusus yang menjadi kalimat utamanya,paragraf ini terutama dijumpai dalam uraian-uraian yang bersifat deskriptif atau naratif. 5. Koherensi paragraf Koherensi adalah kekompakan atau kepaduan hubungan antara sebuah kalimat dengan kalimat lain yang membentuk paragraf itu.Kekompakan atau kepaduan yang baik itu terjadi apabila hubungan timbal balik antara kalimat-kalimat yang membina paragraf itu baik,wajar,dan mudah dipahami tanpa kesulitan. Masalah kebahasaan yang turut mempengaruhi koherensi sebuah paragraf adalah repitisi,kata ganti,dan kata-kata transisi. A. Repitisi Kepaduan sebuah paragraf dapat diamankan dengan mengulang kata-kata kunci,yaitu kata yang dianggap penting dalam sebuah paragraf.kata kunci ini mula-mula muncul dalam kalimat pertama lalu diulang pada kalimat-kalimat berikutnya .kehadiran kata berulang dalam paragraf tersebut berfungsi untuk memelihara koherensi pada paragraf tersebut. B. Kata ganti Merupakan gejala yang umum bahwa dalam berbahasa sebuah kata yang mengacu kepada manusia,benda atau hal,tidak dugunakan dalam bentuk yang berulang-ulang dalam konteks yang sama.Pengulangan kata yang sama tanpa tujuan yang jelas akan membosankan,Pengulangan hanya diperbolehkan kalau kata itu dipentingkan atau mendapat penekanan.Untuk menghindari segi-segi negatif dari pengulangan itu,maka setiap bahasa didunia ini memiliki sebuah alat yang dinamakan Kata ganti.Kata ganti itu timbul untuk menghindari pengulangan kata dalam kalimat-kalimat C. Kata transisi Kata transisi fungsinya terletak antara kata ganti dengan repitisi,bila repitisi menghendaki pengulangan kata-kata kunci serta kata ganti tidak menghendaki pengulangan sebuah kata benda maka dalam masalah kata transisi ditempuh jalan tengah. Sering terjadi bahwa hubungan antara gagasan-gagasan sulit dirumuskan,sebab itu diperlukan bantuan,dalam hal ini kata transisi sebagai penghubung atau katalisator antara satu gagasan dengan gagasan yang lain. Dengan demikian dapat terjalin hubungan antara klausa dengan klausa,kalimat dengan kalimat,bahkan paragraf dengan paragraf. Ada bermacam-macam kata atau frasa transisi yang biasa dipergunakan dalan tulisan ilmiah sesuai dengan jenis hubungannya diantaranya adalah : • Hubungan yang menyatakan tambahan kepada sesuatu yang telah disebut sebelumnya,yaitu lebih lagi,tambahan (pula),selanjutnya,disamping itu,dan,lalu,seperti halnya,juga,lagi (pula), berikutnya,kedua,ketiga,akhirnya,tambahan lagi,demikian juga,dan sebagainya. • Hubungan yang menyatakan perbandingan yaitu : sama halnya seperti,dalam hal yang sama,dalam hal yang demikian,sebagaimana,dan sebagainya. • Hubungan yang menyatakan pertentangan yaitu : tetapi,bagaimanapun juga,walaupun demikan,sebaliknya,sama sekali,tidak,biarpun juga,meskipun dan sebagainya. • Hubungan yang menyatakan tempat yaitu : disini,disitu,dekat,diseberang,berdekatan dengan,berdampingan dengan,dan sebagainya. 6. Perkembangan paragraf Perkembangan paragraf adalah pengembangan sebuah gagasan utama pada kalimat utama dan hubungan antara kalimat utama dan kalimat penjelas.Dengan kata lain perngembangan paragraf adalah menghubungkan antara gagasan utama dengan gagasan penjelas. Berikut ini akan diuraikan beberapa metode pengembangan paragraf sesuai dengan dasar pembentukan paragraf. a. Klimaks dan anti klimaks perkembangan gagasan dalam sebuah kalimat dapat disusun dengan menggunakan dasar klimaks,yaitu suatu gagasan utama mula-mula diperinci dengan sebuah gagasan bawahan yang dianggap paling rendah kedudukannya,berangsur-angsur dengan gagasan-gagasan lain hingga ke gagasan berikut yang lebih tinggi kepentingannya.Dengan kata lain gagasan-gagasan bawahan disusun sedemikian rupa sehinnga tiap gagasan sebelumnya,atau perhatian penulis terhadap gagasan berikutnya selalu menjadi lebih besar bila dibandingkan dengan perhatiaannya terhadap gagasan-gagasan sebelumnya. Lawan kata dari klimaks adalah anti klimaks,yaitu penulis mulai dari suatu gagasan atau tema yang dianggap paling tinggi kedudukannya kemudian perlahan-lahan menurun melalui gagasan-gagasan yang lebih rendah ke yang paling tinggi. b. Sudut pandang Sudut pandang adalah tempat seorang pengarang memulai menulis,Sudut pandang tidak dianggap sebagai penglihatan atas sesuatu barang dari atas atau dari bawah,tetapi bagaimana kita melihat barng itu dengan mengambil posisi tertentu.Dalam menggunakan sudut pandang pengarang pertama-tama harus mengambil posisi tertentu,kemudian secara perlahan-lahan dan berurutan menggambarkan benda demi benda yang terdapat dalam objek tersebut. c. Perbandingan dan pertentangan Perbandingan dan pertentangan adalah suatu cara pengarang menunjukkan kesamaaan atau perbedaan antara dua orang,objek,atau gagasan dengan bertolak dari segi-segi tertentu Kita dapat membandingkan misalnya antara dua orang tokoh pendidikan,bagaimana politik pendidikan yang dijalankan dengan memperhatikan pula segi-segi lain untuk menerangkan gagasan sentral itu.Maksud dari perbandingan itu adalah untuk sampai kepada suatu penilaian yang relatif mengenai kedua orang tokoh tersebut. d. Analogi Analogi merupakan perbandingan yang sistematis dari dua hal yang berbeda,tetapi dengan memperlihatkan kesaamaan segi atau fungsi dari dua hal tadi,sekedar sebagai ilustrasi.Dapat dikatakan secara lebih sederhana perbandingan menunjukan kesamaan antara barang-barang dalam kelas yang sama,bahkan analogi menunjukan kesamaan-kesamaan antara dua barang atau hal yang berlainan kelasnya. Analogi biasanya digunakan untuk membandingkan sesuatu yang tidak atau kurang terkenal dengan sesuatu yang sudah dikenal baik oleh umum untuk menjelaskan hal-hal yang kurang umum. e. Contoh Sebuah gagasan yang terlalu umum sifatnya atau generalisasi-generalisasi memerlukan ilustrasi-ilustrasi yang konkrit sehingga dapat dipahami oleh pembaca.untuk ilustrasi terhadap gagasan-gagasan atau pendapat umum itu maka sering digunakan contoh-contoh yang konkrit,yang mengambil tempat dalam sebuah paragraf. f. Proses Sebuaah dasar lain yang dapat dipergunakan untuk menjaga agaar perkembangan sebuah paragraf disusun secra teratur adalah proses.proses merupakan suatu urutan dari tindakan-tindakan atau perbuatan-perbuatan untuk menciptakan atau menghasilkan sesuatu.atau urutan dari suatu kejadian atau peristiwa. Untuk menyusun sebuah proses Pertama-tama penulis harus mengetahui perincian-perincian secara menyeluruh,Kedua ia harus membagi proses tersebut atas tahap-tahap kejadiaanya,Ketiga,sesudah mengadakan pembagian sebagai diuraikan tadi,ia harus menjelaskan tiap tahap dalam uraian yang cukup tegas sehingga pembaca dapat melihat seluruh proses tersebut dengan jelas. g. Sebab-akibat Perkembangan sebuah paragraf dapat pula dinyatakan dengan menggunakan sebab-akibat sebagai dasar.Dalam hal ini sebab dapat bertindak sebagai gagasan utama,sedangkan akibat sebagai perincian pengembangannya.Tetapi dapat juga berbalik,yaitu akibat dijadikan sebagai gagasan utama sedangkan untuk memahami sepenuhnya akibat itu perlu dikemukakan sejumlah sebab sebagai perinciannya. h. Umum-khusus Umum-khusus merupakan cra yang paling um um untuk mengembangkan gagasan-gagasan dalam sebuah paragraf secara teratur.Dalam hal ini gagasan utama ditempatkan diawal paragraf,serta pengkhususan atau perincian-perincianya terdapat dalam kalimat berikutnya.Atau dapat juga mula-mula dikemukakan perincian-perinciannya,kemudian pada akhir paragraf generalisasinya atau gagasan utamanya.jadi yang satu bersifat deduktif,sedangkan yang lainnya bersifat induktif. i. Klasifikasi Klsifikasi adalah sebuah proses untuk mengelompokkan barang-barang yang dianggap mempunyai kesamaan-kesamaan tertentu.Sebab itu klasifikasi bekerja dalam dua arah yang berlawanan.Pertama mempersatukan satuan-satuan ke dalam satu kelompok,Kedua memisahkan kesatuan tadi dari kelompok lain.Dengan demikian klasifikasi mempunyai persamaan-persamaan tertentu baik dengan pertentangan dan perbandingan maupun dengan umum-khusus dan khusus-umum. 7. Membangkitkan Kalimat Penjelas Untuk dapat menjelaskan kembali tentang teknik-teknik pengembangan sebuah paragraf akan lebih baik lagi jika diiringi dengan teknik-teknik membangkitkan kalimat penjelas pada sebuah paragraf,Membangkitkan kalimat penjelas dapat dilakukan dengan berbagai cara,antara lain : i. Gaya menceritakan,yaitu menceritakan tentang isi kalimat utama dalam paragraf ii. Kalimat penjelas dapat juga berbentuk pemberian contoh,hal yang dinyatakan pada kalimat utama dijelaskan dengan kalimat-kalimat penjelas yang dimulai dengan kata-kata umpamanya. iii. Gaya mengemukakan alasan-alasan,Begitu kalimat utama selesai penulis memberikan alasan-alasan tertentu melalui beberapa kalimat penjelas.Cara ini biasanya ditandai dengan menggunakan kata-kata sebab,alasannya,dan sebagainya iv. Selain itu dapat juga kalimat-kalimat penjelas itu dibankitkan dengan memberikan fakta-fakta bukan merupakan pendapat pengarang tentang kalimat itu v. Membangkitkan kalimat penjelas dapat juga dengan cara menguraikan sebab-akibat dari keadaan yang dinyatakan oleh kalimat utama kita dapat mengembangkan kalimat-kalimat penjelas. vi. Membangkitkan kalimat penjelas dapat juga dengan jalan menyetujui dulu pernyataan itu,kemudian membantahnya dengan perkataan tetapi ,namun,dan sebagainya. BAB 6 KARANGAN 1. Pendahuluan Karangan merupakan bukti kemampuan seseorang yang berfikir,yang dinyatakan dalam bentuk tulisan sehingga dapat dibaca orang.Dalam mengarang ada tiga tahap yang harus dilalui oleh setiap pengarang.tahap-tahap tersebut adalah : merancang karangan(purpose and planning),menulis komposisi(purpose and development),dan merivisi karangan(purpose and revision). 2. Merancang Karangan (Purpose and Planning) Setiap pekerjaan yang diawali dengan suatu rancangan yang matang,tentu akan mencapai hasil yang menggembirakan.Demikian pula dalam membuat suatu karangan tentu lebih dahulu diawali dengan suatu rancangan,baru dilanjutkan dengan kegiatan penulisan. Rancangan karangan yang disusun dengan cermat,akan memberikan gambaran yang nyata dan mencakup keseluruhaan apa yang hendak diungkapkan selanjutnya,gambaran yang lengkap ini akan membantu penulis membantu penulis untuk mengumpulkan bahan-bahan yang diperlukan guna menyelesaikan rentetan uraian yang sistematis dan logis. Langkah-langkah merancang sebuah karangan : • Menetapkan Topik Karangan Topik atau pokok karangan harus ditetapkan sebelum mulai mengarang.Banyak masalah yang dapat menjadi pokok karangan.Dari deretan topik karangan yang tersedia itu dipilih salah satu yang terbaik sesuai dengan syarat-syarat topik yang baik. • Menilai Topik Karangan Diantara sekian banyak pokok karangan yang tersedia,tentu ada diantaranya yang patut dikemukakan atau menarik jika dikemukakan.Didalamnya hendaknya ada hal-hal yang baru dan merupakan suatu ide yang berguna jika disampaikan kepada pembaca.jadi dalam memilih atau menilai topik karangan,seseorang hendaknya memperhatikan syarat-syarat topik yang baik :  Topik karangan hendaknya menarik minat penulis,agar penulis bersungguh-sungguh untuk menyelesaikannya  Topik karangan itu hendaknyaa mengena dihati pembaca agar menarik minat pembaca  Topik karangan itu harus bermanfaat bagi pembaca • Membatasi Pokok Pikiran Topik karangan yang terlalu luas,biasanya sukar menyusunnya menjadi sebuah karangan yang lengkap,Untuk menghasilkan karangan yang utuh,lengkap dan mendalam,pokok masalahnya hendaknya dipersempit sehingga mudah menggarapnya. • Menetapkan Tujuan Karangan Untuk mengembaangkan topik karangan,kita perlukan suatu tujuan yang lebih dahului digariskan.Tujuan yang telah ditentukan sebelumnya akan membimbing penulis menuju suatu arah yang tegas. • Merumuskan Tema Karangan dan Menetapkan Judul Menurut arti katanya tema berarti suatu objek atau pokok pembicaraan.Tema ialah suatu pengungkapan yang khusus,merupakan sebuah pengalaman,suatu proses atau sebuah ide.Menetapkan tema sebelum mengarap topik yang telah ditentukan merupakan langkah yang tidak boleh diabaikan dalam mengarang. Judul tidak perlu mengungkapkan seluruh isi karangan,cukup mempuyai pertalian dengan isi karangan itu.Sebuah judul dapat diambil dari inti sebuah kalimat yang diang ap penting dalam karangan.Sebagai petunjuk nagi kita dikemukakan disini bahwa sebuah judul yang baik hendaknya memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : a. Relevan,artinya judul itu harus mempunyai pertalian dengan tema,atau ada pertalian dengan beberapa bagian yang penting dari tema tersebut. b. Provokatif,artinya judul haeus sedemikian rupa sehingga menimbulkan rasa ingin taahu dari setiap pembaca terhadap isi buku atau isi karangan ini. c. Singkat,artinya judul haarus singkat dan tidak mengambil bentuk kalimat,tetapi harus terbentuk kata atau rangkaian kata yang singkat. • Menyusun Kerangka Karangan Gagasan yang akan dimasukkan kedalam karangan hendaknya diseleksi,Diambil gagasan yang benar-benar sesuai dengan tujuan atau tema karangan yang telah digariskan sebelumnya.pembuatan karangan merupakan langkah antara penepan maksud dan pengembangan. Kerangka-kerangka disusun dengan maksud : 1. Supaya penulis karangan dapat menulis karangan dengan teratur dan mencegahnya keluar dari sasarannya 2. Supaya jelas dilihat manakah ide-ide pokok dan ide-ide tambahan dalam karangan itu,mudah pula kita memperluas ide-ide pokok itu dengan memberika ide-ide tambahannya 3. Supaya materi karangan dapatterlihat jelas,sehingga penulis dapat menyusun karangan dengan memasukkan materi tersebut kedalam bagian-bagiannya dengan tepat Ditinjau dari sifatnya,kerangka karangan terbagi dua yaitu kerangka karangan sementaara dan kerangka karangan tetap. Kerangka karangan sementara merupakan suatu alat bantu atau penuntun untuk menulis terarah,karena sifatnya sementara,maka kerangka karangan seperti ini tidak perlu disusun secara terperinci sampai pada bagian-bagian yang sekecil-kecilnya. Kerangka karangan tetap (formal) sudah lebih terperinci.pada kerangka ini pokok-pokok yang akan dibicarakan hendaklah diungkapkan sampai pada bagian-bagian yang terkecil.untuk tulisan-tulisan yang komplek,misalnya keraangka ilmiah,kerangka tetap atau formal ini sangan diperlukan. • Mengumpulkan Bahan-Bahan Karangan Bahan karangan banyak tersebar disekitar kita.bahan-bahan itu dikumpulkan dan diseleksi,mana yang cocok dengan pokok permasalahanakan dimasukkan,sedangkan yang tidak cocok disingkirkan dulu.Bahan-bahan yang cocok ini akan menghasilkan karangan bermutu.Bahan-bahan ini digunakan untuk memperkaya perbendaharaan penulisan dan untuk mengembangkan ide yang sudah tersedia sebelumny.Dengan demikian karangan tersebut akan bertambah lengkap dan bermutu. Bahan-bahan karangan atau ide menurut para ahli sumbernya terdiri dari : 1) Pengalaman Pengalaman hidup penulis baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja,dapat digali menjadi bahan-bahan karangan,Disinilah diperlukan kemampuan penulis untuk mengolah bahan-bahan yang relevan dari sekian banyak pengalaman tersebut,dan menghubung-hubungkannya dengan topik karangan,sehingga bahan-bahan itu nanti dapat berfungsi untuk menyempurnakan karangan. 2) Pengamatan Hasil pengamatan dapat juga dijadikan sumber ide untuk melengkapi karangan.penulis dapat mengamati segala sesuatu yang terjadi disekitarnya.penulis yang ingin berhasil biasanya rajin mengamati sesuatu dengan cermat dan teliti. 3) Pendapat dan Keyakinan Setiap insan yang berfikir tentulah memiliki pendapat dan keyakinan tentang sesuatu,baik tentang cuaca,tentang pertandingan,tentang pandangan,lukisan,agama,adat istiadat,segala sesuatu yang terjadi,dan bahan yang baik dalam penulisan. 3. Tipe-Tipe Penyusunan Karangka Karangan Susunan alamiah dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu urutan berdasarkan waktu (kronologis),dan urutan berdasarkan ruang. I. Urutan berdasarkan waktu (kronologis) Karangan dalam tipe ini disusun dengan menguraikan peristiwa-peristiwa menurut kejadiannya.peristiwa yang satu mendahului peristiwa yang lain. II. Urutan berdasarkan ruang Pada susunan ini pembaca akan mengikuti lukisan pada tinjauan yang diambil dari kiri ke kanan,dari atas ke bawah,dari barat ke timur,dan sebagainya.Tipe ini umumnya digunakan dalam tulisan-tulisan yang berbentuk deskriptif. a. Tipe Susunan Logis Pada tipe ini penulis mencari hubungan-hubungan antara bermacam-macam peristiwa.penyusunan uraian didasarkan pada hasil tahapan terhadap persoalan atau peristiwa itu,tanpa ada hubungannya dengan koherensi dalam materinya,Tetapi erat dengan tanggapan penulis.urutan logis ini terdiri dari beberapa macam antara lain : i. Urutan klimaks Tanggapan penulis disusun berdasarkan pokok persoalan yang semakin meningkat kepentingannya,dari yang paling rendah kepentingannya hingga mencapai titik klimaksnya. ii. Urutan sebab akibat Pembicaraan penulis disusun berdasarkan urutan yang diawali dengan penampilan suatu sebab kemudian dilanjutkan dengan pembeberan akibat-akibat yang mungkin ditimbulkannya.umumnya tipe ini digunakan dalam penulisan sejarah. iii. Urutan akibat sebab Tipe ini merupakan kebalikan dari tipe sebab akibat,penulis mula-mula membentangkan beberapa peristiwa yang dianggap sebagai akibat,kemudian baru diselidiki dan dibeberkan apa sebab-sebabnya. iv. Urutan khusus umum Penulis memulai uraian-uraiannya tentang hal-hal yang khuus terlebih dahulu,kemudian meningkat kepada hal-hal yang umum.Boleh juga dimulai dengan membicarakan individu-individu kemudian baru dikemukakan kelompok-kelompoknya. v. Urutan umum khusus Tipe ini merupakan kebalikan dari tipe khusus umum.Tipe ini menampilkan dari kelompok yang paling besar atau yang paling umum baru menuju ke hal-hal yang kecil atau khusus. 4. Jenis-Jenis Karangan Menurut jenisnya,karangan terbagi empat macam,jenis-jenis karangan tersebut adalah : paparan,cerita,lukisan,dan argumentasi. a) Paparan Paparan atau eksposisi merupakan suatu karangan yang menjelaskan atau menguraikansuatu topik,sehingga pembaca atau pendengar dapat memahami topik atau masalah itu.Dengan membaca paparan,pandangan dan pengetahuan-pengetahuan pembaca bertambah luas tentang topik yng dibicarakan itu. b) Cerita (narasi) Cerita atau narasi adalah suatu uraian untuk menceritakan sesuatu atau peristiwa dan didalamnya diuraikan bagaimana peristiwa-peristiwa itu berlangsung sedemikian rupa,sehingga pembaca benar-benar dihadapannya,Didalam narasi ditemukan perbuatan-perbuatan yang hubungan satu sama lain,sehingga tampak didalamnya suatu rangkaian kejadian yang berlangsung dari mula sampai akhir. c) Lukisan (deskripsi) Karangan jenis deskripsi menghendaki penggunaan kata yang tidak melahirkan makna ganda.Ungkapan-ungkapan yang dipergunakan harus tepat dan akurat dan kata-katanya harus konkrit.pemakaian kata-kata dan ungkapan-ungkapan yang serupa itu membuat pembaca seolah-olah dapat melihat sendiri apa yang dilihat dan diuraikan oleh penulis.Pembaca seolah-olah ikut melihat sesuatu itu seperti apa yang dilihat penulis. d) Argumentasi Argumentasi adalah bentuk tulisan yang ingin mempengaruhi pembaca atau pendengar,agar pembaca atau pendengar tersebut merubah sikap penulis.Argumentasilebih menekankan pembuktian-pembuktian atas hal yang dikemukakan. Syarat-syarat penulis argumentasi antara lain :  Penulis harus mengetahui tentang subjek yang dikemukakannya,karena jenis ini pertama-tama berdasarkan fakta-fakta,informasi,dan jalan fikiran yang menghubungkan fakta-fakta,informasi dan jalan pikiran tersebut.  Penulis bersedia mempertimbangkan pendapat-pendapat yang bertentangan dengan pendapatnya sendiri. 5. Menulis Karangan (Purpose and Development) Seperti yang sudah dijelaskan terdahulu,bahwa pada tahap pertama kegiatan mengarang,pengarang membuat kerangka karangan.Dengan tersedianya kerangka karangan ini sebenarnya ia sudah dapat memulai tahap penulisan karangan,apalagi bila bahan sudah tersedia pula Disamping tersedianya kerangka karangan,tujuan pun perlu digariskan terlebih dahulu,tujuan ini sangat penting agar pengarang jangan melantur kesana kemari karena pengaruh pikiran yang tiba-tiba muncul. Setelah tersedia bahan-bahan yang dikemukakan diatas,bolehlah dimulai langkah penulisan,yang menjadi maasalah sekarang bagaimana memulai kalimat pertama untuk paragraf pembuka.karena memproduksi kalimat-kalimat yang relevan dengan topik dalam kerangka karangan merupakan pekerjaan yang tidak mudah.Seseorang sering gagal untuk memulai karangannya,meskipun kerangka karangan sudah tersedia. 6. Merevisi Karangan (Purpose and Revision) Sebagai langkah terakhir dalam menyusun kerangka ialah merevisi.Tahap ini sangat penting dilaksanakan.Tidak ada seseorang pengarangpunyang melewati tahap ini.pada kesempatan inilah penulis karangan dapat menimbang-nimbang,meneliti,memperbaiki hal-hal yang perlu diperbaiki dan sebagainya. Hal-hal yang perlu direvisi antara lain : unsur-unsur yang terlupa supaya ditambahka,kalimat-kalimat yang salah strukturnya supaya dibetulkan.Adanya pemakaian kata yang kurang tepat ditepatkan,masuknya kata-kata yang tidak atau kurang relevan supaya diganti dengan yang lebih baik dan sebagainya. BAB 7 TULISAN ILMIAH 1. Pengertian Tulisan ilmiah adalah tulisan hasil pemikiran ilmiah tentang disiplin ilmu tertentu yang disusun secara sistematis, benar, logis, utuh dan bertanggung jawab dengan menggunakan bahasa yang benar. Sistematis berarti urutannya teratur, terarah, dan menganut cara penyusunan tertentu. Selanjutnya, apa yang disusun harus benar. 2. Jenis-jenis tulisan ilmiah • Paper; tulisan ilmiah yang panjang isinya kurang lebih lima halaman. • Makalah ; tulisan ilmiah yang disusun untuk dibahas pada pertemuan ilmiah berupa seminar atau simposium. • Modul ; tulisan ilmiah yang berisi uraian tentang mata kuliah tertentu yang didasarkan pada keperluan pertemuan dalam perkuliahan. • Diktat ; tulisan ilmiah yang lebih panjang dari modul. • Laporan penelitian ; tulisan ilmiah yang melaporkan tentang pelaksanaan dan hasil penelitian tertentu. • Skripsi ; tulisan ilmiah yang disusun untuk memenuhi persyaratan mengakhiri studi bagi progam S1, guna mencapai gelar sarjanah. • Tesis ;tulisan ilmiah yang disusun untuk ilmiah yang disusun untuk memenuhi persyaratan dalam menempuh ujian S2 atau magister (master) • Disertasi ;tulisan ilmiah yang disusun untuk mencapai derajat akademis doktor atau S3 • Buku ; tulisan ilmiah yang berhasil diterbitkan dalam jumlah yang relatif besar dan biasanya diperjual belikan. • 3. Syarat-syarat Tulisan Ilmiah • Komunikatif • Bernalar • Logis • Ekonomis • Berdasarkan landasan teori yang kuat • Relevan dengan disiplin ilmu yang bersangkutan • Mempunyai sumber teori yang mutakhirbertanggung jawab 4. Pengumpulan data Ada bermacam-macamcara yang dapat mengumpulkan data, informasi serta menguji data dan informasi tersebut. Cara-cara tersebut adalah dengsn mengadakan wawancara, angket, dan observasi. 5. Urusan tulisan ilmiah Banyak unsur yang membentuk tulisan ilmiah. Diantaranya ialah: kata, kalimat, paragraf, keutuhan, koherensi, dan diksi. Kata, kalimat, dan paragraf berhubunhan dengan struktur. Sedangkan keutuhan, koherensi, dan diksi berhubungan dengan unsur yang membentuk tulisan secara menyeluruh. 6. Bentuk dan Susunan Naskah Bentuk dan susunan kerya ilmiah pada umumnya nenpunyai ciri yang hampir sama disemua peguruan tinggi atau akademik Untuk penelitian informil, terdiri atas: • Bagian muka skripsi • Bagian isi skripsi • Bagian akhir skripsi BAB 8 KUTIPAN, CATATAN KAKI, DAFTAR PUSTAKA 1. KUTIPAN Kutipan adalah pinjaman kalimat atau pendapat dari seseorang pengarang atau ucapan seorang yang terkenal, baik terdapat dalam buku maupun majalah-majalah. Prinsip-prinsip mengutip a. Jangan mengadakan perubahan; pada waktu melakukan kutipan langsung, penulis tidak boleh mengubah kata-kata atau teknik dari teks aslinya. b. Bila ada kesalahan apakah itu disebabkan ejaan maupun dalam soal-soal ketatabahasaan, penulis tidak boleh memperbaikinya. c. Menghilangkan bagian kutipan. Cara-cara mengutip a. Kutipan langsung yang tidak lebih dari empat baris 1) Kutipan tersebut disatukan dengan teks. 2) Jarak antara baris dengan baris dua spasi atau sama dengan jarak tulisan lainnya. 3) Kutipan tersebut diapit dengan tanda kutip. 4) Diberi nomor urut penunjukan setengah spasi ke atas, atau dalam kurung ditempatkan nama singkat pengarang, tahun terbit, dan nomor halaman tempat terdapat kutipan tersebut. b. Kutipan langsung yang lebih dari empat baris 1) Kutipan dijarakkan dari teks dalam jarak 2,5 spasi. 2) Jarak antara baris dengan baris kutipan satu spasi. 3) Diberi nomor urut penunjukkan setengah spasi ke atas, atau dalam kurung ditempatkan nama singkat pengarang, dan nomor halaman tempat terdapat kutipan itu. 4) Seluruh kutipan dimasukkan ke dalam 5-7 ketikan . c. Kutipan tidak langsung Dalam kutian tidak langsung biasanya inti atau sari pendapat itu yang dikemukakan. Beberapa syarat harus diperhatikan untuk membuat kutipan tidak langsung; • Kutipan tersebut diintergasi dengan teks. • Jarak antar baris dan spasi. • Kutipan tidak diapit dengan tanda kutip • Sesudah kutipan selesai diberi nomor urut penunjukan setengah spasi ke atas d. Kutipan pada catatan kaki e. Kutipan atas ucapan lisan. 2. Catatan kaki Pengertian Catatan kaki adalah keterangan-keterangan atas teks karangan yang ditempatkan pada kaki halaman tulisan ilmiah. a. Tujuan membuat catatan kaki b. Teknik pembuata catatan kaki c. Cara mambuat catatan kaki 3. Daftar kepustakaan Adalah daftar yang berisi judul buku-buku, artikel-artikel dan bahan-bahan yang dijadikan sumber atau memiliki pertalian dengan tulisan ilmiah yang sedang dikerjakan Fungsi daftar pustaka adalah untuk mennjukan sumber dari pernyataan atau ucapan yang dipergunakan dalam teks. BAB 9 PIDATO • 1. Peranan Pidato Peranan pidato, ceramah, dan penyajian lisan lainnya kepada kelompok masa merupakan suatu hal yang sangat penting, baik pada waktu sekarang maupun pada waktu-waktu yang akan datang. Mereka yang mahir berbicara dengan mudah dapat menguasai masa, dan berhasil memaparkan gagasan mereka sehingga dapat diterima oleh orang lain. Pidato dapat berguna bagi masyarakat bila kemahirannnya itu digunakan untuk memajukan masyarakat, untuk mengembangkan suatu tingkat kebudayaan yang lebih tinggi dan lebih luhur. Tetapi sebaliknya keahlian berbicara itu dapat pula menenggelamkan nilai-nilai dan hasil-hasil kebudayaan yang sudah ada beratus ratus tahun lamanya bila cara penyampaiannya tidak tepat. Seorang pembicara disebut juga Orator. • 2. Metode Pidato  a. Metode serta-merta (Impromtu) adalah metode pidato yang dalam penyajian berdasarkan keputusan sesaat. Tidak ada persiapan sama sekali, penbicara serta-merta berbicara berdasarkan pengetahuan dan kemahirannya. Kesanggupan pidato menurut cara ini sangat berguna dalam keadaan darurat, tetapi kegunaannya terbatas pada kesempatan yang tidak terduga itu saja.  b. Metode menghafal Metode ini merupakan lawan dari serta-merta. Pidato yang dibawakan dengan metode ini bukan saja direncanakan, tetapi ditulis secara lengkap kemudian dihafal kata demi kata. Ada pembicaraan yang bisa berhasil dengan metode ini, tetapi lebih sering menjemukan dan tidak menarik. Ada kecenderungan untuk berbicara cepat-cepat mengeluarkan kata-kata tanpa menghayati maknanya.  c. Metode Naskah metode ini safatnya masih agak kaku, sebabbila tidak mengadakan latihan yang cukup maka pembicara seolah-olah menimbulkan suatu tirai pendengar. Mata pembicara selalu ditujukan ke naskah, sehingga ia tidak bebas menatap pendengarnya. Bila pembicara bukan ahli, maka ia pun tidak bisa memberi tekanan dan variasi suara untuk menghidupkan pidatonya.  d. Metode tanpa persiapan naskah (ekstemporer) metode ini sangat dianjurkan karena merupakan jalan tengah diantara ketiga metode diatas. Uraian yang akan dibawakan dengan metode ini direncanakan dengan cermat dan dibuat catatan-catatan yang penting. Kadang-kadang disiapkan konsep naskah dengan tidak perlu menghafal kata-katanya. Dengan catatan tersebut pembicara dengan bebas berbicara serta bebas pula memilih kata-katanya sendiri. Catatan-catatan tadi hanya digunakan untuk mengingat urutan-urutan idenya. Pembicara dapat menyesuaikan nada pembicaraannya sesuai dengan reaksi-reaksi yang timbul. Yang paling sering dilakukan adalah menggabungkan antara metode naskah dan metode ekstemporer. Pembicara menyiapkan uraian secara mendalam dan terperinci dengan menyiapkan sebuah naskah tertulis. Namun ia tidak membaca seluruh naskah itu.karena dengan menguasai bahan dalam naskah itu, pembicara akan berbicara secara bebas, sedangkan naskah itu dipakai untuk membantunya dalam urutan-urutan gagasan yang akan dikemukakan. • 3. Persiapan Pidato Dalam menentukan maksud sebuah pidato, penbicara harus selalu memikirkan tanggapan yang diinginkan dari pendengar. Pembicara tentu menginginkan agar pendengar yakin atau memahami sebaik-baiknya persoalan yang dikemukakan, atau percaya terhadap informasi yang diberikan. Dalam pidato topik pembicaraan dan tujuan merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lainnya. Topik dan tujuan merupakan persoalan dasar bagi tema uraian dan wujud tema itu sendiri. Disamping itu, topik dan tujuan bertalian sangat erat dengan tanggapan yang diharapkan dari para pendengar dengan mengemukakan tema tadi. Sering terjadi bahwa tujuan yang diinginkan pembicara mempengaruhi pula pilihan atas suatu topik tertentu. • 4. Topik dan Judul Untuk memilih topik yang baik, maka seorang orator harus memperhatikan beberapa aspek berikut:  a. Topik yang dipilih hendaklah sudah diketahui, serta ada kemungkinan untuk memperoleh lebih banyak informasi.  b. Persoalan yang dibawakan hendaknya menarik perhatian pembicara sendiri. Bila persoalan tidak menarik perhatian pembicara, maka persiapannnya merupakan hal yang sangat menjengkelkan, sehingga selalu timbul bahaya bahwa pada suatu waktu pembicara meninggalkan begitu saja topik tersebut, atau tidak menyiapkan secara mendalam.  c. Persoalan yang dibicarakan hendaknya menarik pula perhatian pendengar. Suatu topik dapat menarik perhatian pendengar karena: - Topik itu mengenai persoalan para pendengar sendiri, - Merupakan suatu jalan keluar dari suatu persoalan yang tengah dihadapi, - Merupakan persoalan yang tengah ramai dibicarakan dalam masyarakat, atau persoalan yang jarang terjadi, -Persoalan yang dibawakan mengandung konflik pendapat  d. Persoalan yang dibahas tidak boleh melampaui daya tangkap pendengar, atau sebaliknya terlalu mudah untuk daya intelektual pendengar.  e. Persoalan yang dibawakan dalam penyajian itu, harus dapat diselesaikan dalam waktu yang telah disediakan.. bila penyajian itu melampaui waktu yang ditetapkan, maka perhatian pendengar akan merosot dan bahkan lenyap sama sekali. Hal kedua, yang harus diperhatikan disamping topik adalah judul pidato. Topik mengandung materi pembicaraan atau masalah yang diuraikan serta objek atau aktifitas yang perlu diketahui pendengar.sebaliknya judul adalah etikat yang diberikan kepada pidato itu, untuk menimbulkan rasa ingin tahu terhadap masalah yang diuraikan. Judul adalah semacam slogan yang menampilkan topik dalam bentuk yang menarik. Oleh sebab itu, judul yang baik haruslah bersifat relevan, provokatif, dan singkat. • 5. Tujuan Pidato Tujuan pidato dapay dibagi menjadi dua yaitu, tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum akan menimbulkan reaksi-reaksi yang bersifat umum. Sedangkan tujuan khusus diharapkan akan menimbulkan reaksi khusus pula. Tujuan pidato biasanya untuk mendorong pendengar, meyakinkan pendengar, berbuat atau bertindak, memberitahukan , dan menyenangkan.. o a. Mendorong Pendengar Tujuan Pidato dikatakan mendorong bila pembicara berusaha untuk memberikan semangat, membangkitkan kegairahan atau menekan perasaan yang kurang baik, serta menunjukkan rasa hormat dan pengabdian. o b. Meyakinkan pendengar Seorang orator berusaha untuk mempengaruhi keyakinan atau sikap mental para pendengar, maka pidato itu bertujuan untuk meyakinkan. Bahasa yang digunakan bersifat persuasif, isi pidatonya disertai bukti-bukti dan contoh-contoh yang konkrit. o c. Berbuat atau Bertindak Tujuan sebuah presentasi lisan adalah untuk berbuat dan bertindak. Bila pembicara menghendaki beberapa macam tindakan atau reaksi fisik dari para pendengarkan. o d. Memberitahukan o e. Menyenangkan BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat. Bahasa Indonesia yang dimaksud disini tidak saja meliputi kemampuan berbahasa secara tertulis, tetapi juga secara lisan. Disamping sebagai alat komunikasi bahasa juga mempunyai fungsi yang lainnya, yaitu sebagai alat untuk menyatakan ekspresi diri, sebagai alat mengadakan integrasi dan adaptasi sosial dan juga sebagai alat kontrol sosial. B. Saran dan Kritik a. Saran dan kritik untuk pengarang buku - Penjelasan mengenai bahasan dalam buku tersebut terlalu panjang, sehingga sedikit menjemukan - Sebaiknya penjelasan bahasan dituliskan secara global, singkat dan jelas. Agar mudah dipahami dan tidak menjemukan pembaca b. Saran untuk pembaca - Buku ini mempunyai banyak manfaat terutama dalam berbahasa Indonesia yang baik dan benar, jadi pembaca akan mendapatkan banyak keuntungan dari membaca buku ini terlebih bagi para siswa dan mahasiswa karena Buku ini sangat membantu dalam kegiatan belajar berbahasa Indonesia. C. Rekomendasi akhir buku Buku ini layak di baca terutama oleh siswa dan mahasiswa, karena buku ini memberikan banyak ilmu pengetahuan guna menunjang kegiatan belajar bagi siswa dan mahasiswa dalam bidang Bahasa Indonesia. DAFTAR PUSTAKA • A.R. Nursalim. (2011). Pengantar Kemampuan Berbahasa Indonesia. 1. Yogyakarta. Nusa Media.

Comments